MAJALENGKA, (FC).- Insiden pembakaran rumah yang dilakukan oleh seorang anak bernama Keci (32) terjadi di Kabupaten Majalengka pada Senin (26/9). Peristiwa itu mengakibatkan rumah milik orang tuanya bernama Raskim (72) di Dusun Satu Cisumur RT/01 RW/03 di Desa Tanjungsari, Kecamatan Leuwimunding ludes diamuk si jago merah.
Hal itu membuat Raskim terkejut melihat rumahnya sudah hangus terbakar. Peristiwa tersebut terjadi pada Senin pukul 09.30 WIB, saat Raskim sedang berada di luar rumah. Upaya yang dilakukan para tetangga untuk memadamkan api juga tak berhasil.
Dalam hitungan menit, rumah berukuran 6×4 meter persegi yang kebanyakan terbuat dari kayu itu hangus dilalap api.
Sementara, anaknya bernama Keci bukannya memberikan bantuan untuk memadamkan api, justru asyik menonton kobaran api yang melalap rumahnya. Pria yang diduga menderita kelainan jiwa atau stres itulah yang ternyata membakar rumah milik bapaknya itu.
“Saya kaget, awalnya mau nengok adik saya yang sedang berada ditetangga. Pas lewat rumah Raskim, kaget ada api membesar dari dalam kamar,” ujar Tarsim, tetangga Raskim sekaligus saksi mata dalam peristiwa tersebut, Senin (26/9).
Diungkapkan dia, diduga api berasal dari pembakaran yang dilakukan anak Raskim bernama Keci yang sudah lama mengalami gangguan jiwa. Informasi yang beredar juga, Keci sengaja membakar kasur yang berada di kamar depan menggunakan bensin.
“Nah karena dibakar menggunakan bensin, api kemudian merembet dan membakar seluruh isi rumah,” ucapnya.
Masih kata Tarsim, sesaat setelah kejadian, anak tersebut masih berada di sekitar lokasi. Bahkan, yang bersangkutan hanya menonton dan melarang warga untuk tidak memadamkan api.
“Ada tuh salah satu warga malah ditonjok karena mencoba memadamkan api. Memang ini mah stres anaknya. Kalau sekarang kabur tuh anaknya gak tahu ke mana,” jelas dia.
Sementara itu, Raskim, bapak dari Keci menyebutkan, pelaku (anaknya,-red) sering berperilaku aneh sejak pertengahan bulan Juli lalu.
“Ya benar, itu anak keempat saya, waktu saya sakit pertengahan Juli lalu, anak mulai stres,” kata Raskim.
Keluarga Raskim pun tidak menuntut atau pun menempuh jalur hukum. Mereka justru akan membawa yang bersangkutan ke Rumah Sakit Jiwa (RSJ) di Bogor.
“Tapi nanti kalau saya sudah dapat rezeki, soalnya masukin orang ke RSJ juga butuh biaya per bulan harus ngasih Rp 500 ribu,” ujarnya. (Munadi)
Discussion about this post