KAB. CIREBON, (FC).- Produksi garam dengan metode teknologi tunel saat ini sedang dikembangkan di Kabupaten Cirebon atas lahan seluas 12 hektar.
Penerapan teknologi yang bisa memproduksi garam sepanjang tahun itu mendapat apresiasi dan dukungan dari Calon Legislatif DPR-RI, Yosep Umar Hadi.
Caleg DPR-RI dari Daerah Pemilihan VIII Jabar meliputi Kota/Kabupaten Cirebon dan Indramayu ini mengunjungi lokasi produksi garam tersebut di Desa Bungko Lor, Sabtu (30/9).
Dalam kunjungan tersebut, Yosep Umar Hadi mengajak pakar (teknolog) garam yang menciptakan metode teknologi tunel ini, Anwar Kurniawan.
Yosep juga mengundang puluhan perwakilan petambak garam dari Krangkeng Indramayu dan Bungko Lor Kaabupaten Cirebon.
Yosep sengaja menghadirkan pakar garam ini untuk berbagi pengetahuan dan wawasan kepada para petambak garam terkait penerapan teknologi yang bisa menghasilkan produksi 250 ton/hektar/tahun garam kualitas KW1 Premium.
Acara pertemuan tersebut juga dihadiri Camat Kapetakan dan Mantan Bupati Indramayu, Supendi.
Para petambak garam sangat tertarik dengan penerapan teknologi produksi garam yang dikembangkan oleh Koperasi Produsen Kristal Laut Nusantara tersebut. Namun mereka membutuhkan dukungan dari pemerintah daerah.
Usai acara pertemuan tersebut, Caleg DPR-RI dari PDI Perjuangan yang sudah pernah menjabat sebagai Anggota DPR-RI selama dua periode itu mengatakan, dirinya hadir di Desa Bungko Lor ini untuk memfasilitasi petambak garam.
“Saya hadir di sini ingin menyapa petambak garam dengan mengundang pakar teknolog garam Anwar Kurniawan. Tujuannya adalah untuk transfer knowledge, mentransfer ilmunya, teknologinya kepada para petambak garam agar mereka bisa beralih dari kegiatan bertambak garam tradisional menuju teknologi tinggi,” ungkap Yosep kepada FC
Dengan teknologi tunel ini, petambak tidak lagi terkendala oleh musim dalam memproduksi garam.
“Artinya, mereka bisa berproduksi sepanjang tahun, tidak kenal musim, baik musim kemarau maupun musim hujan,” kata Yosep
Anwar Kurniawan, lanjut Yoseo, adalah satu-satunya pemegang hak paten nasional untuk produsen garam sepanjang masa.
“Ini juga harus segera dikembangkan ilmunya kepada perguruan tinggi, kepada anak-anak mahasiswa kita, karena masa depan ketahanan nasional ini tegantung dari ketahanan pangan, di antaranya tidak hanya beras atau padi tapi juga produksi garam. Karena garam merupakan kebutuhan kita yang tidak akan berhenti sepanjang masa hidup manusia,” ujarnya.
Penerapan teknologi produksi garam modern ini juga, lanjut Yosep, telah diakui
oleh Badan Riiset dan Inovasi Nasional (BRIN), Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), serta beberapa lembaga negara dan kementerian lain.
“Jadi saya kira pemerintah perlu aware, perlu perhatian, perlu mendukung teknologi ini untuk disebarluaskan kepada masyarakat petani garam,” ungkapnya.
Dirinya mempunyai keinginan agar masyarakat semakin mandiri, semakin maju, dan bisa memberikan harapan bahwa soal garam ini tidak perlu lagi harus impor.
“Kita harus mandiri, kita harus swasembada garam. Kebutuhan kita itu 25 sampai 30 persen masih impor,” ujarnya. (Andriyana)
Discussion about this post