KAB. CIREBON, (FC).- Kisah pilu Nenek Tasmi hidup sebatang kara yang tinggal di rumah petak berukuran 1,5 meter x 3 meter samping kandang kambing di Blok Karangturi, Desa Japura Bakti, Kecamatan Astanajapura, Kabupaten Cirebon. Hal itu menuai perhatian luas dari masyarakat maupun pemerintah setempat, Selasa (16/9).
Sejumlah pihak mulai dari pemerintah desa, pemerintah kecamatan, DPRD, Dinas Sosial turun langsung meninjau kondisinya.
Kuwu Japurabakti, Khaeruddin menjelaskan bahwa pemerintah desa sebenarnya tidak tinggal diam terhadap keadaan Tasmi. Menurutnya, pihak desa sudah pernah memberikan perhatian dan bantuan, baik secara pribadi maupun melalui program pemerintah.
“Pemdes Japurabakti sudah pernah memberikan bantuan kepada Bu Tasmi. Bahkan saya pribadi juga ikut membantu. Jadi sebenarnya beliau sudah tersentuh bantuan, hanya mungkin tidak semua orang tahu,” ungkap Khaeruddin.
Khaeruddin menambahkan, Tasmi yang hidup sendirian tanpa sanak keluarga memang sering menjadi perhatian warga sekitar. Kondisi itu pula yang mendorong pemerintah desa terus berkoordinasi dengan pihak terkait agar penanganan bisa lebih maksimal.
Menurutnya, kisah Tasmi menjalani kehidupan saat ini bermula, Nenek Tasmi memiliki anak angkat, namun karena sudah berkeluarga dan punya aktivitas usaha di Jakarta, akhirnya rumah milik Tasmi dijual, namun Nenek Tasmi tidak ke Jakarta dan hidup di belakang rumah milik warga, kemudian ada kepedulian masyarakat dibangunkanlah tempat tinggal ukuran 1.5 meter x 3 meter di tanah milik warga.
“Saya sudah mencoba mengajak untuk menempatkan rumah milik saya yang memang kosong untuk ditempati, namun Nenek Tasmi enggak mau, dia memilih tinggal disitu, nanti akan coba kita bujuk lagi agar mau tinggal di rumah milik saya,” ungkapnya.
Sementara itu, Camat Astanajapura, Deni Syafrudin, turut hadir dalam kunjungan bersama sejumlah pihak. Ia menyoroti kendala administratif yang dialami Tasmi, yakni belum memiliki Kartu Tanda Penduduk (KTP).
“Karena Bu Tasmi tidak memiliki KTP, saya sudah mengutus petugas untuk segera membantu proses pembuatan KTP. Dengan begitu, beliau bisa didaftarkan ke BPJS agar mendapat layanan kesehatan yang layak,” jelas Deni.
Ia menegaskan, pemerintah kecamatan berkomitmen untuk terus membantu warga yang membutuhkan.
“Ke depan, kami akan terus berkoordinasi dengan desa dan pemerintah daerah agar bantuan yang diberikan bisa lebih tepat sasaran dan berkelanjutan untuk Bu Tasmi,” tambahnya.
Sebelumnya, Komunitas Sosial PNI Group yang diketuai Tri Sutrisno, menyoroti keadaan Tasmi. Ia menegaskan bahwa pihaknya fokus mengawal persoalan sosial kemasyarakatan di wilayah Japura, termasuk masalah kemanusiaan yang menimpa Tasmi.
“Ini sangat tidak layak. Seorang nenek harus tinggal di kandang kambing, mengandalkan belas kasih warga untuk sekadar makan setiap harinya. Saya mendorong pihak desa maupun pemerintah daerah agar segera turun tangan,” ungkap Tri Sutrisno.
Kehidupan Tasmi sehari-hari memang bergantung pada bantuan warga sekitar. Seperti diakui Ibu Amma, salah satu tetangganya, setiap kebutuhan makan berasal dari sumbangan para tetangga yang merasa iba.
“Beliau tinggal di tanah pekarangan orang, dekat kandang kambing milik warga. Baru-baru ini saja warga membuatkan bedeng kecil secara swadaya, karena sebelumnya beliau tidur persis di bawah kandang kambing,” ujar Amma. (Nawawi)











































































































Discussion about this post