KAB. CIREBON, (FC).- Ratusan warga Desa Sampiran Kecamatan Talun Kabupaten Cirebon mendatangi kantor Balaidesa Sampiran pada Rabu (9/4).
Mereka meluapkan emosi dan aspirasinya terhadap kepemimpinan Kuwu Sujito yang dinilai tidak mempunyai kepedulian dan empati kepada ratusan warganya yang terkena musibah keracunan masal pada 24 Maret 2025 lalu.
Insiden itu bermula saat sejumlah warga di RT 06 Dusun Plaosan menyantap menu makanan pada acara tahlil yang diselenggarakan oleh salah satu warga setempat.
Kodim, salah satu warga Desa Sampiran, mengungkapkan kekecewaannya terhadap sikap Kuwu.
Menurutnya, Kuwu Sujito tidak ada perhatian terhadap warganya yang menjadi korban keracunan makanan setelah acara tahlilan.
Padahal korbannya hingga sebanyak 138 orang dan satu di antaranya telah meninggal dunia.
“Tidak ada kepedulian dari Kuwu, bahkan dua hari setelah kejadian, Kuwu baru datang ke rumah duka dan beralasan bahwa saat kejadian anaknya juga sedang sakit jadi baru sempat datang dua hari setelah kejadian . Kami juga meminta kompensasi dan biaya perawatan bagi warga yang keracunan,” ujar Kodim saat di wawancara awak media. Rabu (9/4).
Selain itu, warga juga mengeluhkan sebagian infrastruktur jalan rusak, seperti jalan yang selama tiga tahun tidak diperbaiki dan pembangunan gedung yang mangkrak.
Mereka merasa pelayanan pemerintah desa selama kuwu Sujito menjabat tiga tahun tidak maksimal karena Kuwu jarang hadir di kantor dan cenderung menjauhi dari warga.
Warga juga menuntut transparansi dari APBDes. Termasuk Pendapatan Asli Desa (PAD). Sejauh ini tidak transparan, peruntukannya untuk apa saja.
“Kami tidak tahu kemana dana tersebut dialokasikan, dan sudah tiga tahun ini kami merasa tidak ada perubahan yang berarti,” ujarnya
Pernyataan senada juga diungkapkan oleh Idris warga yang merasa kecewa dengan kinerja Kuwu selama tiga tahun terakhir.
“Sudah satu periode tapi tidak ada perubahan signifikan di desa sampiran ini bahkan perbaikan jalan rusak pun sampai warga swadaya urunan untuk memperbaikinya,” ujar Idris
Aksi unjuk rasa sempat memanas, Warga yang emosi memaksa masuk ke kantor balaidesa.
Terjadi dorong-dorongan hingga menyebabkan salah satu jendela balaidesa rusak.
Sekretaris Camat (Sekmat) Talun, Agus Alamsyah, yang hadir di lokasi berupaya meredakan suasana, naik ke mobil komando dan meyakinkan warga untuk mencarikan solusinya.
“Kami hadir disini untuk mencari titik temu atas persoalan yang dihadapi warga Desa Sampiran jadi mohon untuk para warga agar lebih tertib dan santjn untuk menyampaikan aspirasinya, Saya mewakili Forkopimcam Talun mempersilakan 15 orang perwakilan warga untuk bermediasi. Berbicara langsung dengan kuwu,” ujarnya
Hampir kurang lebih memakan waktu dua jam akhirnya mediasi pun telah disepakati, dan Kuwu Sujito akhirnya muncul dihadapan masa untuk meminta maaf secara terbuka tekait adanya insiden keracunan masal tersebut.
Kuwu Desa Sampiran, Sujito mengungkapkan bahwa dirinya telah bersedia meminta maaf atas adanya insiden keracunan masal yang terjadi berberapa waktu lalu.
Bahkan,kata Sujito pihak pemdes pun saat itu sudah melakukan berbagai upaya mulai dari membantu biaya pengobatan hingga membuatkan BPJS untuk warga yang tidak memiliki BPJS.
“Secara pribadi saya meminta maaf atas kejadian tersebut, karena musibah tidak ada yang tahu,saat kejadian memang saya tidak langsung turun ke lokasi melainkan hanya mengutus perangkatnya, jadi anggapan itu yang membuat warga menilai kalo saya tidak ada kepedulianya,tapi semuanya sudah kondusif” ujar Sujito
Sujito menambahkan, terkait tuntutan warga yang lainya,ia membantah bahwa apa yang dituduhkan oleh warga semuanya telah dilakukan dan tidak benar.
“Warga tidak sepenuhnya tahu tentang anggaran dan aturanya,mengenai hal itu tadi sudah dibahas dengan forkopimcam dan dilanjutkan dipertemuan berikutnya” tambah Sujito
Sementara itu, pertemuan antara warga dan pihak desa didampingi Muspika sudah disepakati untuk mencari solusi terbaik atas masalah yang ada dengan diberikan waktu hingga tujuh hari k edepan.
Dari pantauan di lapangan warga yang tidak bisa masuk ke ruangan, terus meneriakkan agar kuwu Sampiran segera mundur dari jabatanya.
Dengan dikawal ketat oleh petugas dari Polsek Talun akhirnya ratusan warga langsung membubarkan diri dengan tertib. (Johan)
Discussion about this post