KOTA CIREBON, (FC).- Dalam kunjungan kerja ke Kota Cirebon Minggu (14/3), Menteri Kelautan dan Perikanan (KKP) Sakti Wahyu Trenggono menyambangi pabrik jaring PT Arteria Daya Mulyan (Arida), dan menemui nelayan pantura di Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Kejawanan Kota Cirebon.
Di PPN Kejawanan, Menteri Trenggono mendapatkan masukan, terkait persoalan alat tangkap garong dan pukat harimau yang menjadi keluhan nelayan tradisional di Cirebon.
Keduanya dianggap tidak ramah lingkungan dan menyebabkan turunnya populasi ikan di perairan Cirebon.
Nelayan tradisional yang selama ini melaut sejauh 1 kilometer dari bibir pantai, akhirnya kesulitan mencari ikan yang berimbas pada minimnya penghasilan.
Per hari nelayan tradisional mengaku mendapat Rp50 ribu hingga Rp100 ribu saja.
“Sekarang susah pak mencari ikan. Kami juga minta tolong alat tangkap berat perusak lingkungan ditertibkan pak,” ujar Karmanto nelayan dari Suranenggala kepada Menteri Trenggono.
Menanggapi hal ini, Menteri Trenggono menampung aspirasi yang disampaikan para nelayan.
Pihaknya akan segera melakukan tindaklanjut dengan memanggil kelompok nelayan pengguna alat tangkap garong dan pukat harimau.
Menurutnya persoalan ini harus segera diselesaikan karena bila dibiarkan dapat memicu membesarnya konflik sosial antar nelayan di Cirebon.
“Suara yang datang kami tampung dan segera ditindaklanjuti ya Pak Dirjen (Perikanan Tangkap),” ujarnya.
Menteri Trenggono yang dalam pertemuan itu didampingi oleh Dirjen Perikanan Tangkap Muhammad Zaini dan Anggota Komisi IV DPR RI Ono Surono juga menyerap aspirasi dari nelayan tradisional.
Diantaranya nelayan meminta bantuan alat tangkap gillnet milenium dan kapal untuk dikelola oleh kelompok nelayan.
“Iya tadi nelayan minta bantuan yang akan menunjang produktivitas dan penghasilan mereka bisa bertambah. Nelayan menyebut gillnet milenium ini ramah lingkungan karena mata jaringnya berukuran lebar mencapai 3 inchi,” ungkapnya.
Pihaknya juga menangkap aspirasi lainnya, yakni soal keanggotaan asuransi nelayan.
Untuk itu, pihaknya langsung mengupayakan solusi saat itu juga dengan meminta pihak Jasindo yang ikut dalam kunjungan kerja, bergerak cepat menemui nelayan.
Dalam kesempatan itu juga, Menteri Trenggono sekaligus menyerahkan bantuan paket sembako secara simbolis kepada nelayan tradisional di Cirebon.
Ada 1.000 paket untuk membantu memenuhi kebutuhan rumah tangga para nelayan.
PPN Kejawanan merupakan nadi perikanan tangkap di Cirebon. Dalam setahun, nilai produksi yang dihasilkan mencapai Rp267 miliar.
Namun saat ini perlu adanya perbaikan infrastruktur untuk meningkatkan produktivitas yang sudah berjalan.
Diantaranya perlunya pengerukan di alur lintasan kapal dan kolam pelabuhan sebagai solusi sedimentasi.
Kemudian, alur lintasan juga perlu diperpanjang untuk memperlancar keluar masuk kepal penangkap ikan ke pelabuhan.
“Saya pasti dukung tapi harus bisa dibuktikan dengan produktivitas yang meningkat juga. Kemudian perbaikan infrastruktur pelabuhan guna mendorong produktivitas nelayan,” imbuhnya. (Agus)
Discussion about this post