MAJALENGKA, (FC).- Harga gabah kering (HGK) giling dan harga gabah kering panen di tingkat petani di Kabupaten Majalengka sat ini terus melonjak naik. Gabah hasil panen yang masih basah ditingkat petani kini harganya mencapai Rp630.000 hingga Rp650.000 per kwintal.
Padahal, para petani di sejumlah wilayah tengah menjalani musim panen ke II. Kenaikan harga gabah ini diikuti dengan kenaikan harga beras di pasaran yang kini sudah mencapai Rp13.000-Rp13.500 per kg untuk beras kualitas premium. Kondisi tersebut disambut baik para petani di Majalengka yang menikmati hasil keringatnya di sawah.
Menurut keterangan sejumlah petani di Desa Wanasalam dan Desa Bantarwaru, Kecamatan Ligung, kenaikan harga gabah sudah berlangsung kurang lebih sepekan terakhir. Semula, harga gabah kering giling dijual Rp620.000, kini harga jual mencapai Rp640.000-Rp650.000 per kwintal.
“Sekarang gabah tuh larang, gabah basah bae gah ning sawah mahal wis Rp 620.000 sekintal, bakal garing mah nematus seket (Sekarang harga gabah itu mahal, gabah basah saja di sawah sudah mahal harganya Rp620.000 per kw, kalau gabah kering sudah Rp650.000 per kw),” ujar Taryan petani asal Desa Wanasalam.
Harga gabah yang melonjak itu dipanen menggunakan combine harvester atau hasil penen yang minim gabah hampa, dengan pengolahan yang cukup baik seperti panen menggunakan mesin.
Menurutnya, baru tahun ini harga gabah pada musim panen melonjak naik. Sebab, pada musim panen tahun-tahun sebelumnya harga gabah justru merosot tajam. Harganya baru naik lagi pada saat puncak kemarau usai panen gadu atau MT III.
Kenaikan harga gabah di Majalengka cukup merata walaupun harganya tidak setinggi di daerah utara Majalengka. Di wilayah Kecamatan Majalengka dan Cigasong, harga gabah kering giling baru mencapai Rp630.000 per kwintal atau lebih rendah Rp20.000 untuk setiap kuintalnya dibanding di Kecamatan Ligung.
Menurut Udin, petani di Kelurahan Simpeureum, Kecamatan Cigasong, tahun ini harga gabah lebih cepat naik dibanding tahun-tahun sebelumnya pada periode yang sama. Kondisi ini terjadi diduga akibat banyaknya areal sawah yang tidak ditanami padi melainkan ditanami jagung. Ada juga beberapa areal sawah yang dibiarkan tidak ditanami pemiliknya karena minim penggarap.
“Kalau petani seperti kami harga gabah tinggi ya gembira pisan. Tapi kalau cadangan gabah habis dijual repot juga harus beli beras mahal,” kata Udin.
Mahalnya harga gabah dibenarkan Kepala Dinas Ketahanan Pangan Pertanian dan Perikanan (DKP3) Kabupaten Majalengka Iman Firmansyah, mahalnya harga gabah akan menjadi keuntungan bagi para petani di Kabupaten Majalengka.
“Harga beras mahal tentu bagi petani itu menguntungkan, saatnya petani menikmati harga mahal, menikmati hasil keringatnya,” tutur Iman.
Bagi masyarakat yang ingin beras premium murah tentu juga ada solusi lain, yakni beras bulog premium yang belakangan sering dijual murah melalui bazar yang digelar banyak pihak. (Munadi)
Discussion about this post