MAJALENGKA,(FC).– Yayasan Gerakan Solidaritas Nasional (GSN) bekerja sama dengan PT Atthaya Kemi Mandiri memberikan 10 ton pupuk non-subsidi jenis urea nitrea secara gratis kepada petani di Desa Surawangi, Kecamatan Jatiwangi, Kabupaten Majalengka, Jawa Barat, pada Minggu (19/1).
Selain pupuk, ada juga bantuan 100 unit hand sprayer dan seragam untuk anak-anak sekolah.
Penyerahan bantuan diberikan langsung oleh Wakil Ketua Yayasan GSN, Nanik S. Deyang, yang juga menjabat sebagai Wakil Kepala I Badan Percepatan Pengentasan Kemiskinan (PPK) Republik Indonesia, Direktur Utama PT Atthaya Kemi Mandiri, Daniel Iqbal kepada ratusan petani.
Nanik menjelaskan, program ini merupakan bagian dari upaya pengentasan kemiskinan di sektor pertanian.
Dia menyebutkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS), 40% dari total 25 juta penduduk miskin di Indonesia berasal dari sektor pertanian.
Oleh karena itu, kemudahan akses pupuk diharapkan menjadi langkah konkret dalam menurunkan angka kemiskinan.
“Sehingga kita dengan melancarkan kelancaran kemudahan pupuk ini, itu adalah bagian dari pengentasan kemiskinan,” tegas Nanik.
Menurut Nanik, PT Atthaya Kemi Mandiri setiap bulan menyumbangkan 10 ton pupuk kepada Yayasan GSN untuk disalurkan kepada petani kurang mampu.
Program ini sudah berjalan di empat wilayah, yakni Banyumas, Magelang, Madiun, dan kini Majalengka.
Pupuk Nitrea yang disalurkan memiliki kualitas lebih baik dibandingkan urea biasa, sehingga diharapkan dapat meningkatkan hasil panen petani.
Menurut Nanik, bantuan ini akan terus diberikan selama PT Atthaya Kemi Mandiri mampu memproduksinya.
“Ini adalah bentuk sedekah dari Pak Daniel Iqbal yang kami salurkan langsung ke petani,” imbuhnya.
Selain itu, Nanik juga menyampaikan, distribusi pupuk subsidi kini lebih mudah dijangkau petani.
Presiden Prabowo telah menginstruksikan agar pupuk subsidi disalurkan langsung dari pabrik ke Badan Usaha Milik Desa (BUMDes), tanpa melalui distributor.
“Sehingga petani lebih mudah memperoleh pupuk subsidi yang selama ini susah,” ucapnya.
Terkait keluhan akses jalan ke lahan pertanian yang belum memadai, Nanik memastikan pemerintah sedang fokus memperbaiki infrastruktur pertanian, termasuk irigasi.
“Pak prabowo begitu konsen dibidang pertanian karena tahun 2025 itu, tidak akan ada impor beras, itu artinya petani digenjot untuk produksi termasuk untuk infrastrukturnya akan dibantu,” ujar Nanik.
Di sisi lain, masalah hama seperti tikus juga menjadi perhatian.
Dia menyatakan telah meminta pihak terkait termasuk swasta untuk menciptakan alat atau bahan kimia yang efektif mengatasi hama ini.
“Nanti secara pemerintahan akan disampaikan ke kolega saya menteri pertanian bahwa daerah Majalengka ini banyak hama tikus yang sulit diatasi,” tegasnya.
Di samping itu juga, untuk mendukung program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang digagas Presiden Prabowo, Nanik mendorong petani memanfaatkan lahan kosong dengan menanam buah-buahan seperti pisang, jeruk, pepaya, dan semangka.
Dia menyebut salah satu contoh daerah yang dengan program MBG membutuhkan sekitar 2 ton buah per hari untuk setiap kecamatan.
Serta menyerap sekitar 50 tenaga kerja untuk satu dapur dalam program MBG.
“Yayasan GSN punya 5 dapur di kawasan Depok, untuk pisang aja 1,3 ton setiap hari, contohnya seperti itu. Jadi petani ini tidak ada yang menganggur,” pungkasnya.(Munadi)
Discussion about this post