KOTA CIREBON, (FC).- Keraton Kasepuhan Cirebon kembali menggelar Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW atau Muludan di Alun-alun Sangkala Buana, berlangsung selama satu bulan penuh, mulai 5 Agustus hingga 5 September 2025.
Patih Sepuh Keraton Kasepuhan, Pangeran Raja Goemelar Soeriadiningrat, menjelaskan bahwa kegiatan ini merupakan agenda budaya tahunan yang sarat makna dan tradisi.
Rangkaian acara dimulai pada 5 Sapar dengan Prosesi Bekaseman Ikan, yaitu memasukkan ikan ke dalam guci untuk difermentasi. Hasil fermentasi akan dibuka tepat pada 5 Maulid, bertepatan dengan puncak peringatan.
“Tahun ini ada sekitar 300–400 pedagang yang berpartisipasi di Alun-alun Sangkala Buana,” ujar Pangeran Raja Goemelar, Sabtu (9/8/2025).
Sebelum pembukaan bekaseman ikan, sejumlah tradisi digelar, seperti Siraman Panjang atau pencucian piring-piring panjang yang akan digunakan dalam arak-arakan Panjang Jimat.
Menjelang akhir bulan Sapar, keraton juga mengadakan Tradisi Apeman dan Rabu Wekasan, yang dipercaya sebagai bentuk sedekah sekaligus tolak bala.
Tradisi Apeman akan berlangsung di Langgar Alit, diiringi doa bersama. Sejak pandemi COVID-19 berakhir, pasar malam kembali hadir di kawasan ini, meski tahun lalu belum terlalu ramai.
“Mudah-mudahan tahun ini jumlah pengunjung meningkat,” harapnya.
Untuk keamanan, pihak keraton telah berkoordinasi dengan Polres Cirebon Kota, Macan Ali, RT/RW, dan pihak terkait lainnya.
Puncak acara Panjang Jimat dijadwalkan pada Jumat malam, berbeda dari kebanyakan daerah yang melaksanakan peringatan Maulid pada malam Jumat.
Sementara itu, menurut tokoh muda Cirebon yang juga Ketua Umum Forum Komunikasi Pencinta Sejarah Seni dan Budaya Cerbon (Forko Pancer), Dido Gomes, bahwa muludan adalah tradisi, warisan budaya sebagai ajang penyatu umat.
Tentunya hal ini menekankan pentingnya nilai spiritual, sosial, dan ekonomi yang terkandung dalam perayaan ini.
Juga dalam konteks kebudayaan serta komunitas pelestari budaya agar kegiatan ini tetap relevan di tengah perkembangan zaman.
“Dengan antusiasme masyarakat yang tinggi, Pasar Rakyat Muludan 2025 diharapkan mampu menjadi ruang silaturahmi budaya dan ekonomi yang terus hidup, menjadikan Kasepuhan Cirebon sebagai pusat tradisi yang tak lekang oleh waktu,” pungkasnya. (Agus)
Discussion about this post