KOTA CIREBON,(FC). – Grup RS Siloam pada hari ini menyelenggarakan simposium medis bertajuk “Advancing Patient Care through Minimal Invasive Techniques”.
Simposium ini bertujuan untuk memperkenalkan dan mendiskusikan perkembangan terbaru dalam teknik minimal invasive surgery, khususnya dalam bidang urologi dan saluran pencernaan (digestif).
Acara ini juga dihadiri oleh lebih dari 75 spesialis, dokter, dan tenaga medis lainnya.
Menurut Kementerian Kesehatan Indonesia, kasus penyakit urologi seperti gagal ginjal dan batu saluran kemih semakin meningkat setiap tahunnya.
Menurut data Riset Kesehatan Dasar Nasional (Riskesdas) tahun 2020, prevalensi gagal ginjal di Indonesia tercatat sebanyak 3,8% atau sekitar 739.208 jiwa.
Sementara itu, prevalensi penyakit batu ginjal di Indonesia adalah sekitar 0,6% atau 6 per 1000 penduduk.
Sementara itu, menurut data World Health Organization tahun 2019, masalah saluran pencernaan seperti batu empedu, fatty liver, obesitas, sirosis hati, asam lambung dan diare, termasuk dalam 10 penyakit penyebab kematian tertinggi di Indonesia dengan tingkat fatalitas sekitar 80 kasus per 100 ribu penduduk.
Bedah minimal invasif adalah teknik pembedahan dengan sayatan kecil di mana prosedur ini bisa dilakukan untuk mendiagnosis dan menyembuhkan berbagai penyakit.
Melalui sayatan kecil tersebut, dokter spesialis dapat memasukkan alat yang dilengkapi kamera dan lampu untuk menampilkan kondisi di dalam tubuh pasien pada sebuah layar sehingga dapat membantu diagnosa dan prosedur bedah.
Berkat luka sayatan yang kecil, bedah minimal invasif dikenal memiliki berbagai keuntungan seperti waktu penyembuhan yang lebih singkat, bekas luka minimal, risiko infeksi, komplikasi pasca-operasi, dan perdarahan lebih rendah, serta waktu operasi lebih singkat.
Referral Regional I Siloam Hospital dr. Angela Halim mengatakan, simposium ini menyajikan beragam topik seputar bedah minimal invasif dalam bidang urologi dan digestif yang merupakan hasil kolaborasi dari 3 RS Siloam, yakni RS Siloam ASRI, RS Siloam Kebon Jeruk, dan RS Siloam Putera Bahagia Cirebon.
“Persebaran dokter di Indonesia masih belum merata, oleh karena itu pelayanan kesehatan berjenjang yang komprehensif menjadi sangat penting. Grup RS Siloam memiliki 41 rumah sakit yang tersebar di 30 kota di Indonesia sehingga kami memiliki peran untuk mendukung pemerintah dalam menerapkan kesehatan berjenjang,” katanya, Sabtu (2/3).
Simposium ini juga digelar untuk meningkatkan wawasan para dokter terkait prosedur bedah minimal invasif yang dapat dilakukan oleh Grup RS Siloam.
“Simposium ini kami selenggarakan untuk mendukung peningkatan wawasan para dokter di Indonesia terkait prosedur bedah minimal invasif yang dapat dilakukan oleh Grup RS Siloam dan mengingatkan kembali pentingnya memulai diagnosis dan perawatan di tingkat primer sehingga fasilitas kesehatan primer dapat merujuk pasien yang membutuhkan perhatian lebih lanjut ke fasilitas kesehatan yang lebih komprehensif,” ujarnya.
Hingga kini, RS Siloam ASRI telah berhasil melakukan lebih dari 350 tindakan transplantasi ginjal secara bedah minimal invasif dengan rata-rata tingkat keberlangsungan hidup pasien sebesar 98% pada tahun pertama.
“RS Siloam Kebon Jeruk juga memiliki fasilitas untuk tindakan gastric balloon untuk pasien obesitas. RS Siloam Putera Bahagia Cirebon juga dapat melakukan tindakan operasi bariatrik yang keduanya menerapkan prosedur bedah minimal invasif,” pungkasnya. (Frans)