MAJALENGKA, (FC).- Mother Bank adalah grup musik emak-emak yang berasal dari Kampung Wates, Desa Jatisura, Kecamatan Jatiwangi, Kabupaten Majalengka. Grup musik ini lahir dari problematika hidup para personelnya.
Menurut salah seorang personel Mother Bank bernama Nia, grup musik ini lahir pada tahun 2020, tepatnya di masa sulit pandemi COVID-19.
Di masa itu, para emak-emak tersebut dihadapi dengan kondisi ekonomi kurang ideal. Atas kondisi tersebut, mereka memilih mencari uang secara praktis dan cepat. Meminjam uang kepada ‘bank emok’ atau rentenir menjadi solusi terakhir bagi mereka.
Namun jalan tersebut bukan menjadi pilihan yang tepat. Pasalnya, mereka selalu pusing karena setiap hari harus berurusan dengan bank emok atau rentenir. Tak hanya itu, bunga pinjamannya yang besar juga menjadi masalah bagi mereka.
“Awalnya kami dari perkumpulan (orang) yang terlilit utang Bank Emok, dari Senin sampai Minggu hampir setiap hari ada (yang nagih utang),” kata Nia kepada wartawan, Kamis (16/11).
Awal tujuan dibentuknya Mother Bank bukan untuk bermusik. Namun, Mother Bank lahir atas inisiatif Badan Kajian Pertanahan, Ismal Muntaha dan Bunga Siagian untuk menyiasati situasi saat itu dengan menciptakan sistem perbankan yang sama sekali baru.
Mother Bank diharapkan menjadi solusi emak-emak di kampung setempat agar tidak ketergantungan dengan rentenir. Oleh karena itu, Mother Bank disimbolkan sebagai bentuk perlawanan terhadap bank emok.
“Mother Bank itu sebetulnya lahir, di situasi pandemi COVID-19. Situasi di mana banyak sekali di Jawa Barat bank-bank emok istilahnya atau bank keliling. Itu juga sebetulnya, satu sisi jadi suatu cara bagaimana masyarakat bisa punya pinjaman dengan lebih mudah, tapi juga kondisi bunganya cukup tinggi, cukup mencekik dan meresahkan,” ujar inisiator Mother Bank Ismal.
“Dari situ, kemudian kita sebenarnya mungkin konsep peminjaman itu bisa kita modifikasi nih, akhirnya muncul ide, kita punya modal, kita tawarin ke ibu-ibu buat bikin bank bersama, namanya Mother Bank,” sambungnya.
Badan Kajian Pertanahan menganggarkan Rp22 juta dari kantong pribadinya untuk modal awal progam pinjaman Mother Bank. Uang itu ia pinjamkan tanpa bunga.
“Nominalnya modal awal tuh, Rp22 juta kalau nggak salah. Kita kasih pinjaman itu bunganya nol persen. Sebenarnya modelnya sama kayak bank emok, setoran tiap minggu dikembalikan dalam waktu 10 bulan, tapi tidak ada bunga,” ujar Ismal.
Menurut Ismal program pinjaman tanpa bunga ini baru difokuskan untuk warga Kampung Wates. Adapun syarat peminjaman uang ke Mother Bank, yakni harus siap diberdayakan.
Hal itu guna mendorong nasabah yang meminjam uang di Mother Bank agar menjadi lebih mandiri.
“Syaratnya ibu-ibu mesti menyediakan waktu untuk kegiatan bersama. Tahun pertama, kita kegiatannya mengolah atau mengelola kebun bareng gitu, menanam singkong terus hasilnya kita olah bersama menjadi olah-olahan dari singkong,” jelas Ismal.
“Tahun kedua, kita ngobrol nih sama Aaf (guru musik Mother Bank), buat bikin grup musik juga nih biar ibu-ibu bisa lebih menyuarakan tentang kesehariannya dan isi hatinya. Tahun ketiga syarat peminjamannya, ibu-ibu mesti membuat makanan olahan sendiri, kemudian kita bikin Pasar Wakare agar menjadi pendapatan ibu-ibu ini,” ujar dia menambahkan.
Sementara itu, grup musik Mother Bank sempat menghebohkan dunia maya karena gaya berpakaiannya yang nyentrik. Dalam unggahannya yang viral, sekelompok ibu-ibu itu menampilkan pakaian berjubah pink dengan kerudung topi memanjang atau Sikke. Penampilan itu sontak mengundang reaksi kocak para netizen.
Meski begitu, Mother Bank tidak hanya gaya berpakaiannya saja yang nyentrik. Namun, alat musik yang digunakan para personel pun cukup terbilang unik. Rata-rata alat musik yang digunakan Mother Bank terbuat dari tanah liat.
Grup musik Mother Bank sendiri mempunyai personel sebanyak 11 orang. Diah, Yanti dan Suni sebagai vokalis, Nia dan Mimin pemukul kendil, Aan teranika dan terbangan, Miningsih pemukul gembyung, Uun dan Mini tambur, Erna pot bunga, dan Anah kecrek.
Mother Bank sendiri saat ini sudah mempunyai 6 lagu. Lagu-lagu Mother Bank berasal dari keresahan sosial di lingkungan masyarakat. (Munadi)