MAJALENGKA, (FC).- Sejumlah petani yang ada di Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Unggul Jaya Desa Cidenok Kecamatan Sumberjaya, Kabupaten Majalengka menggunakan cara unik untuk membasmi hama tikus di area persawahannya.
Cara uniknya tersebut para petani di Desa Cidenok menerapkan pembasmian hama tikus dengan menerapkan metode burung hantu. Konsep utama yang dilakukan para petani dengan membuat Rumah Burung Hantu (Rubuha) yang ditempatkan di beberapa titik area pesawahan.
Kepala Desa Cidenok, Maman Suparman mengatakan, ide awal pengendalian hama tikus dilakukan bersama para petani yang tergabung di Gapoktan Unggul Jaya Cidenok dengan anggaran swadaya dan gotong royong. Cara ini dipakai agar hasil panen lebih banyak dan berkualitas baik.
Dikatakan Kades Maman, selama ini para petani merasa resah akan keberadaan hama tikus yang merusak tanaman padi. Sebelumnya warga mengaku takut akan keberadaan burung hantu. Lantaran suara dan mitos burung hantu kental akan keberadaan makhluk halus dan pertanda akan adanya orang meninggal.
Seiring berjalanya waktu, warga sekitar dapat memahami kebutuhan dan manfaat keberadaan burung hantu untuk pengendalian berbagai hama, khususnya tikus.
” Saat ini warga mulai sedikit memahami manfaat burung hantu khusunya untuk membasmi hama tikus yang selama ini meresahkan,” ujar Kades Cidenok Maman Suparman, usai meninjau pembuatan Rubuha, Selasa (22/10).
Maman Sangat mengapresiasi kekompakan para petani yang tergabung dalam Gapoktan Unggul Jaya, telah berswadaya dan bergotong royong membuat Rubuha
” Selain kita mengajukan permohonan anggaran ke dinas terkait, kita juga dari Pemerintah desa akan menganggarkan untuk pengadaan Rubuha ini, ” tandasnya.
Sementara menurut Petugas Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan (POPT) Kecamatan Sumberjaya, Angga Azhar Al Kahfi menyebutkan, penerapan tekhnologi pengendalian ramah lingkungan khususnya untuk pengendalian hama tikus akan menerapkan beberapa metode diantaranya pengendalian hama tikus dengan burung hantu, dimulai dari pembuatan Rubuha di area pesawahan.
” Pengendalian hama tikus dengan burung hantu ini sangat ramah lingkungan, untuk itu kepada masyarakat jangan sampai menganggap burung hantu itu burung yang menakutkan dan pembawa sial namun keberadaan burung hantu ini sangat bermanfaat,” katanya.
PPL Wilayah Binaan Cidenok, Rifky Ahmad Bachtiar mengatakan Gapoktan Unggul Jaya luas hamparan 267 hektar terdiri dari Blok Sarma 36 hektar baru tersedia Rubuha 3 unit, Blok Tegal Plasa 29 hektar baru tersedia 2 unit Rubuha, Blok Jatilawang 65 hektar baru tersedia Rubuha 3 unit, Blok Gombang gede 46 hektar baru tersedia 2 unit Rubuha, Blok
Kedokan Wungu 42 hektar baru tersedia 3 unit Rubuha dan Blok Kamsu 49 hektar baru tersedia 3 unit Rubuha.
Dikatakan Rifky idealnya minimal per 10 hektar harus tersefia 1 Rubuha, sesuai dengan hasil koordinasi dengan petugas POPT. Ditambahkannya teknis pengendalian yang direncakan Gapoktan Unggul Jaya yakni, gerakan pemasangan Rubuha, gerakan sanitasi atau pembersihan area sawah dari sisa panen dan rumput kemudian gerakan pengumpanan dengan menabur racun tikus.
” Untuk pengadaan Rubuha saat ini masih kurang 11 unit lagi, insya Allah nanti di bantu oleh pemerintah desa dan swadaya petani lagi,” imbuhnya.
Hal senada dikatakan Ketua Gapoktan Unggul Jaya Desa Cidenok, Ita Karnita, dengan pengadaan Rubuha diharapkan burung hantu akan menempati Rubuha dan dapat berkembangbiak juga dapat memakan tikus-tikus yang selama ini merusak tanaman padi.
“Setelah burung hantu menempati Rubuha yang telah kami buat, nantinya burung hantu itu mengintai tikus. Saat tikus-tikus itu bergerak di sawah burung hantu langsung menerkam dan memangsanya,,” paparnya.
Pihaknya meyakini bahwa pengendalian hama tikus dengan burung hantu sangat efektif dan dinilai tidak terlalu memakan biaya besar.
“Semoga dengan pengadaan Rubuha, hama tikus yang selama ini meresahkan para petani dapat dikendalikan dan hasil panen padi berikutnya meningkat,” pungkasnya. (Munadi)
Discussion about this post