MAJALENGKA, (FC).- Kata Leles di Kabupaten Majalengka kini lebih dikenal sebagai nama objek wisata air terjun atau ‘curug’ dalam bahasa Sunda. Lokasi curug-nya sendiri berada di kawasan konservasi Taman Nasional Gunung Ciremai (TNGC) atau tepatnya berada di Desa Padaherang, Kecamatan Sindangwangi, Kabupaten Majalengka, yang disebut dengan Curug Leles.
Siapa sangka nama Curug Leles ternyata diambil dari sebuah pohon yang berada di kawasan tersebut. Pohon itu berada di dekat lokasi curug atau berjarak 300 meter dari area parkir. Ketika hendak menjangkau Curug Leles, wisatawan pasti melewati pohon yang dikabarkan berusia ratusan tahun itu.
Dikabarkan juga, pohon yang memiliki akar tebal itu hanya ada dua di wilayah kawasan Gunung Ciremai.
Satu berada di wisata Curug Leles dan yang satunya lagi berada di Kabupaten Kuningan. Pengelola Curug Leles, Atam mengatakan, bahwa pohon tersebut dianggap langka. Pasalnya, hanya ada satu yang tumbuh di kawasan Gunung Ciremai wilayah Majalengka. Sedangkan secara keseluruhan di kawasan TNGC, total hanya ada dua yang mana satunya lagi berada di Kuningan.
“Pohon leles sendiri satu-satunya pohon yang tumbuh di Ciremai, jadi bisa dibilang langka, karena hanya ada di wilayah Kuningan 1 maupun di Majalengka 1,” ujar Atam saat berbincang dengan awak media, Kamis (20/7).
Keunikan lainnya, pohon Leles akan tetap berdaun lebat meski berada di musim kemarau seperti sekarang ini.
Sementara jika menanam bibit atau tunas pohon Leles, tak ada satu pun yang berhasil tumbuh dengan baik.
“Uniknya, pohon leles itu yang bisa dibilang sangat langka karena meskipun musim kemarau, daunnya tetap lebat dan buahnya sangat lebat juga.”, ucapnya.
Kata Atam, Pohon Leles sendiri masuk ke kelompok jenis tumbuhan beringin.
Karakter Pohon Leles, dia akan mengkilap ketika terpancar sinar matahari.
“Jenisnya masuk ke keluarga beringin dan bentuk kulitnya ketika terpancar sinar matahari akan mengkilap dan sangat licin juga,” jelas dia.
Adapun, lanjut Atam, Pohon Leles yang berada di kawasan wisata Curug Leles memiliki ketinggian 40 sentimeter dengan diameter 3 meter. Ia menyebut, Pohon Leles akan terus dibudidayakan agar tetap menjadi ikon wisata yang dikelolanya.
“Usianya kurang lebih ratusan tahun, karena kita gali informasi dari orang tua dahulu katanya seperti itu,” katanya. (Munadi)
Discussion about this post