KAB. CIREBON, (FC).- Pemerintah Kabupaten Cirebon melalui Bagian Protokol dan Komunikasi Pimpinan (Prokompim) punya cara inovatif dalam menyebarkan informasi publik dengan memanfaatkan kekuatan film.
Inovasi ini telah diwujudkan lewat garapan produksi film berjudul “Siska The Movie” yang sukses meraih 11 ribu penonton dalam waktu 3 minggu sejak tayang perdana di bioskop XXI CSB pada 23 Agustus 2023.
Film telah menjadi sarana yang sangat efektif dalam menyampaikan pesan publik yang dikemas dengan cara yang menarik dan mudah dicerna oleh masyarakat, khususnya para generasi milenial.
Menurut Kepala Bagian Prokompim Kabupaten Cirebon, Faisal Amir, menyampaikan informasi atau pesan publik jika dilakukan dengan cara yang biasa-biasa saja (konvensional) di medsos, akan kurang mengena.
Tetapi jika disampaikannya dengan cara yang kreatif dan informatif lewat film, maka akan lebih mudah diterima dan dipahami oleh generasi muda di era sekarang.
“Kalau ke anak-anak muda caranya seperti ini, di skip/scroll tidak?. Makanya kami buatkan dalam bentuk Film,” kata Faisal saat Media Gathering di Yogyakarta, Senin (30/10).
Selain menyisipkan pesan publik, film juga menjadi sarana promosi pariwisata daerah. Film Siska ini mengambil lokasi syuting di tempat-tempat indah alam perdesaan di kabupaten Cirebon.
Terkait dengan anggaran, pembuatan film Siska tidak menghabiskan anggaran banyak. Faisal menyebutkan sekitar Rp45 jutaan.
Hasil penjualan tiket dari film tersebut kembali masuk menjadi pendapatan daerah (PAD).
Sebagai jembatan komunikasi antara pimpinan daerah dan masyarakat luas, Prokompim terus melakukan langkah progresif dengan merencanakan produksi film kedua yang berjudul Baridin dan Ratminah.
Film ini diangkat dari kisah legenda rakyat yang sudah populer di kalangan masyarakat Cirebon.
Seperti pada film Siska sebelumnya, para pemain film Baridin dan Ratmina bakal melibatkan unsur pimpinan daerah seperti Bupati dan lWakil Bupati Cirebon.
Prokompim telah membuka pendaftaran open casting film Baridin and Ratminah melalui medsos, dan mendapat antusias minat yang besar dari jumlah pendaftar yang mencapai 100 orang. Mereka berasal dari berbagai daerah.
“Kemarin ada 100 pendaftar, dan yang lolos seleksi administratif sekitar 48,” jelas Faisal.
Proses syuting film Baridin dan Ratminah rencananya akan memakan waktu sekitar 3 bulan, yang dimulai 14 November sampai dengan 14 Januari 2024.
Lokasi syutingnyan di 3 kecamatan yaitu Kecamatan Sumber, Dukupuntang dan Arjawinangun.
“Kita akan mengambil tempat-tempat wisata, seperti di Dukupuntang, disana banyak tempat wisata alam,” jelasnya.
Adapun pesan yang ingin disampaikan dari cerita film ini adalah pesan sosial, seni dan kebudayaan.
“Cerita film Baridin ini kan folklore, yang sudah menjadi cerita rakyat. Jadi kita ingin mengenalkan. Kalau di Sumbar ada Malin Kundang, di Bandung ada Sangkuriang. Kita kemas secara milenial supaya anak-anak muda tahu, ternyata Cirebon juga punya cerita Baridin dan Ratminah. Film ini kan menceritakan tentang percintaan malapetaka. Jadi pesan yang disampaikan adalah jangan merendahkan orang, saling menghargai, saling menghormati,” ujar Faisal.
Pesan lain yang akan disisipkan dari cerita film Baridin and Ratminah adalah pesan untuk berbakti kepada orang tua, pesan untuk bisa menghargai diri sendiri.
Untuk mendapat gambaran alur cerita skenario dari film tersebut, Faisal mengatakan, pihaknya telah melakukan observasi menggali informasi sedetail mungkin kepada para seniman dan budayawan Cirebon. (Andriyana)
Discussion about this post