KAB. CIREBON, (FC).- Papan reklame berukuran besar di simpang empat Kantor Pos Sumber yang roboh pada Senin siang (6/5), sebelumnya disebut merupakan aset atau milik DPPKBP3A.
Namun belakangan, Kepala DPPKBP3A, Eni Suhaeni menepis tudingan yang menyebut papan reklame tersebut milik DPPKBP3A.
Meskipun saat dikonfirmasi pascakejadian kemarin, Eni juga tidak membantah bahwa papan reklame tersebut milik dinas yang dipimpinnya.
Menurut Eni, berdasarkan hasil assesment yang dilakukan pihaknya, diketahui papan reklame di perempatan Sumber itu bukan milik DPPKBP3A.
Setelah dilakukan pengumpulan data, kata Eni, aset DPPKBP3A yang tercatat sejak tahun 2015 hanya berupa dua baliho berukuran kecil di depan kantor Pos Sumber.
“Kemarin yang ambruk itu tidak ada di aset kami, dan kami juga masih menelusuri barangkali itu terlewat. Mungkin sudah diserahkan ke Pemda ke bagian aset. Sebab dari pagi sudah ditelusuri, di aset kami tidak ada. Adanya aset di depan kantor pos itu,” ujar Eni Suhaeni, Selasa (7/5).
Sementara terkait dua korban sendiri, Eni menyebut dua korban tersebut merupakan anak dan ibu.
Saat ini, kondisi anak dalam keadaan baik karena sejak semula memang baik-baik saja.
Sedangkan kondisi orang tuanya, saat ini sudah dirujuk ke rumah sakit Mitra Plumbon untuk menjalani rontgen dan CT Scan.
“Ibunya kan kemarin harus di rontgen dan CT scan, tapi karena di rumah sakit Sumber Hurip tidak lengkap, sehingga minta dirujuk ke RS Mitra Plumbon,” kata Eni.
Eni mengatakan, pendampingan yang dilakukan DPPKBP3A terhadap korban tertimpa papan reklame tersebut dikakukan, mengingat kedua korban merupakan perempuan dan anak yang tupoksinya ada di salah satu bidang di DPPKBP3A.
“Kami lakukan pendampingan ini karena kebetulan korbannya perempuan dan anak yang sesuai tupoksi kami,” paparnya.
Sebelumnya, sebuah papan reklame di simpang empat Kantor Pos Sumber milik Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DPPKBP3A) Kabupaten Cirebon roboh, Senin (6/5).
Dalam insiden tersebut ada warga yang menjadi korban tertimpa reklame.
Salah satu saksi mata, Yoga Yudhistira (36) mengungkapkan, sebelum kejadian robohnya reklame itu memang kondisi angin cukup kencang.
“Sebelum roboh memang kondisi angin cukup kencang dan tiba-tiba papan reklame itu roboh,” ungkapnya.
Posisi papan reklame yang tepat berada di simpang empat Kantor Pos Sumber itupun menimpa dua orang pengendara jalan yang sedang melintas tepat berada di bawah baliho.
“Jadi sebelum roboh itu reklame sudah goyang terbawa angin. Terus tidak lama roboh. Pas roboh itu kebetulan ibu sama anaknya melintas dan memang sempat ketimpa papan reklame,” ucapnya.
Ia juga mengatakan, robohnya reklame itu terjadi sekitar pukul 11.39 WIB dan saat kejadian kondisi lalu lintas di lokasi kejadian terbilang cukup padat kendaraan.
“Tadi juga pas roboh kondisi kendaraan juga lumayan lagi rame,” paparnya.
Kasatpol PP Kabupaten Cirebon, Imam Ustadi melalui Kabid Penegakan Perundang-undangan Daerah (Gakperunda), Sus Sabarto mengatakan, mendengar adanya peristiwa ambruknya reklame di Taman PKK, pihaknya langsung mengerahkan anggota untuk melakukan pengamanan di lokasi.
“Kami hanya melakukan pengamanan dengan memasang garis Pol PP line untuk menjaga agar tidak ada korban lagi, karena lokasinya pas di tikungan jalan,” katanya.
Sementara Kepala DPPKBP3A Kabupaten Cirebon, Hj Eni Suhaeni mengatakan, saat ini pihaknya masih mengumpulkan data-data yang ada, baik data korban maupun kronologis terjadinya papan reklame milik dinasnya yang roboh.
“Korban ada, namun kita masih mendata. Korban semula dilarikan ke rumah sakit Sumber Hurip, namun untuk pemeriksaan yang lebih lengkap maka dilarikan ke RSMP. Kita sudah memantau ke lokasi robohnya dan juga ke korban, namun kita masih mengumpulkan data. Saya belum dapat laporan,” kata Eni saat dihubungi melalui sambungan telepon selulernya.
Eni menjelaskan, papan reklame milik dinasnya itu didirikan pada tahun 2015. Dikatakan dia, memang pada dinasnya ada anggaran perawatan, namun tidak ada anggaran khusus untuk perawatan papan reklame.
“Ada biaya perawatan juga hanya untuk perawatan untuk kendaraan dan AC. Khusus untuk reklame atau bilboard tidak dianggarkan,” jelas Eni.
Menurutnya, selama ini yang menggunakan papan reklame milik DPPKBP3A itu banyak, bukan hanya dinasnya saja.
Dan terakhir pihaknya menggunakan pada tahun 2023 pada pemasangan iklan Harganas masih dalam kondisi baik.
“Kita tidak pernah meminta untuk izin pasang. Kecuali tahun 2022 Dinsos yang sering koordinasi dalam hal perizinannya,” kata Eni. (Ghofar)
Discussion about this post