KAB. CIREBON, (FC).- Puluhan Warga Blok Parenca, dan Dayeuh Cikanci, Desa Gumulung Lebak, Kecamatan Greged, Kabupaten Cirebon selalu dihantui setiap hujan turun, pasalnya longsoran yang belum ditangani tersebut bisa kembali longsor sewaktu-waktu, warga tak ingin kembali longsor, seperti tahun 2017 lalu.
Salah seorang warga setempat, Dana, kepada FC Rabu (15/1) mengatakan, sejak kejadian tahun 2017 silam, dimana tebing Sungai Cikanci longsor, warga yang berada tidak jauh dari lokasi longsor selalu dihantui perasaan was-was.
Pasalnya, derasnya aliran sungai tersebut, semakin lama semakin mengikis tebing yang sempat longsor dan bahkan membuat jembatan di penghubung pun ambruk.
“Kami setiap saat selalu khawatir kejadian itu terulang kembali, sekarang saja jarak lokasi tebing yang longsor dengan pemukiman tidak lebih dari 10 meter,” katanya.
Dana pun menjelaskan, kejadian di tahun 2017 silam, yang memutuskan tanggul penahan arus, dimana tanggul tersebut kerap dijadikan masyarakat setempat untuk menjadi akses jalan pintas, bahkan untuk aktivitas lainnya.
“Sebelum longsor, tanggul ini bisa dimanfaatkan warga untuk mencuci atau sebagai akses jalan pintas, kalau sekarang tidak bisa digunakan karena tangga yang ada di tebing ikut tergerus longsor,” ujarnya.
Dirinya berharap, agar pihak yang berwenang untuk melakukan penanganan tebing tersebut, karena dikhawatirkan akan berdampak secara luas kepada sekitar 40 kepala keluarga yang berada di lokasi tersebut.
“Kami meminta untuk ada penanganan tebing Sungai Cikanci, agar kami yang berada tidak jauh dari lokasi tersebut tidak selalu dihantui perasaan takut setiap musim penghujan tiba,” harapnya.
Sementara Kuwu Gumulung Lebak, Akman Sodikin mengatakan, dirinya kerap mendapatkan keluh kesah masyarakat yang khawatir kejadian di tahun 2017 kembali terulang.
Terlebih, saat ini memasuki puncak musim penghujan, dimana aliran Sungai Cikanci cukup deras, dan berdampak tebing di dekat pemukiman sempat alami longsor.
Menurutnya, sebelum terjadi longsor jarak dari tebing ke pemukiman lebih kurang sekitar 30 meter, namun akibat longsor tebing sungai sepanjang 300 meter, saat ini jarak dari tebing sungai ke pemukiman hanya berjarak kurang dari 10 meter.
“Jadi hal tersebut, mengakibatkan warga merasa khawatir, tebing sungai kembali longsor, yang akan membahayakan sekitar 40 KK di sekitar lokasi tersebut,” ujarnya.
Dijelaskannya, semenjak kejadian di tahun 2017 silam, hingga saat ini belum ada penanganan untuk tebing sungai yang alami longsor, meskipun diakuinya pihaknya sudah mengajukan adanya penanganan kepada pihak terkait.
Dirinya berharap, agar pihak terkait untuk bisa memperhatikan kondisi yang ada di desanya, pasalnya, secara geografis Desa Gumulung Lebak menjadi salah satu desa di Kabupaten Cirebon, yang rawan bencana alam, khususnya longsor.
“Jadi kami meminta ada penanganan atasi permasalahan tebing sungai Cikanci, ini, karena di sepanjang aliran sungai sebenarnya ada dua lokasi yang terbilang rawan longsor,” pungkasnya. (Nawawi)
Discussion about this post