KAB. CIREBON, (FC).- Warga Desa Kemlakagede kembali mempertanyakan komitmen pemdes yang berjanji akan menuntaskan masalah sampah.
Sebab, hingga Kamis (23/1), tumpukan sampah yang berada di Blok Weringin masih menghiasi akses jalan menuju lapang bola.
Selain mengganggu aktifitas, warga tumpukan sampah itu kerap menimbulkan bau tak sedap ketika sehabis diguyur hujan.
Sebelumnya, ratusan warga desa Kemlakagede Kecamatan Tengahtani, Kabupaten Cirebon menggelar aksi protes pada menuntut transparansi dan perbaikan kinerja pemerintah desa.
Aksi ini dipicu oleh sejumlah permasalahan, seperti buruknya pengelolaan sampah, dugaan penyelewengan dana Bantuan Langsung Tunai (BLT), dan minimnya transparansi dalam pengelolaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (APBDes).
Sawiji Santoso, tokoh masyarakat sekaligus anggota Badan Permusyawaratan Desa (BPD) menjelaskan bahwa protes bermula dari permasalahan sampah yang tidak terkelola dengan baik.
Padahal dari Forkopimcam sudah turun tangan dan melakukan evaluasi pada hari Selasa lalu.
Namun hingga saat ini sampah yang sudah hampir tiga pekan menumpuk itu baru sekali diangkut.
“Warga awalnya meminta solusi terkait sampah yang tidak diangkut. Namun, tidak ada respons dari pemerintah desa. Masalah ini kemudian berkembang menjadi isu lainnya, seperti BLT dan Dana Desa saat pertemuan hari Selasa kemarin Kuwu sudah berjanji akan menuntaskan tapi sampai hari ini belum ada tindak lanjutnya lagi,” ujar Sawiji.
Warga lainya, Maman mengatakan, kondisi tumpukan sampah semakin meluber parah dan menimbulkan bau tak sedap.
Padahal, lanjut Maman, Selasa kemarin ada armada pengangkut akan tetapi tidak dituntaskan sampai habis.
“Gak ngerti, kemarin dikirain pengangkutan sampah sampai tuntas, ternyata cuma sekali angkut saja, benar-benar mengecewakan kinerja pemdes yang kami butuhkan adalah tindakan nyata, bukan hanya janji” tutur Maman.
Sementara itu, ia juga menyoroti ketidakhadiran Kuwu di balai desa saat jam kerja dan perangkat desa yang sering datang terlambat.
Kondisi tersebut, menurutnya, menunjukkan lemahnya tanggung jawab pemerintah desa dalam melayani masyarakat.
Protes ini mendapat perhatian Camat Tengahtani, Tedy Tri Susilo, yang langsung menggelar pertemuan dengan Kuwu, perangkat desa, dan BPD.
“Kami sudah memberikan pembinaan kepada pemerintah desa untuk meningkatkan kinerja dan memastikan pelayanan kepada masyarakat berjalan baik. Pertemuan ini menjadi bahan evaluasi penting bagi pemerintahan Desa Kemlakagede,” tegas Tedy.
Ia juga meminta pemerintah desa serius menangani pembangunan dan memastikan penyaluran dana desa dan BLT tepat sasaran.
Selain itu persoalan sampah yang menjadi polemik harus segera dituntaskan.
Menanggapi tuntutan warga, Kuwu Rusli membantah tuduhan tidak transparan. Ia menyatakan bahwa masalah sampah terjadi akibat keterbatasan armada pengangkut.
“Kami sudah berkoordinasi dengan Dinas Lingkungan Hidup (DLH). Namun, pengangkutan sempat terhenti karena DLH fokus menangani pasca banjir. Masalah ini mulai ditangani hari ini,” jelas Rusli.
Ia juga menambahkan bahwa sampah di TPS Blok Weringin bukan hanya berasal dari Desa Kemlakagede, tetapi juga desa tetangga, sehingga TPS mengalami overload.
Terkait tuduhan penyelewengan dana desa, Rusli menegaskan bahwa semua program telah dijalankan sesuai aturan.
“Pembangunan GOR dan penyaluran BLT dilakukan sesuai prosedur. Tuduhan itu bisa dibuktikan melalui pemeriksaan lebih lanjut,” ujarnya.
Meski Kuwu telah memberikan klarifikasi, warga tetap berharap ada perubahan nyata dalam tata kelola pemerintahan desa.
Mereka mendesak pemerintah desa untuk lebih transparan, responsif, dan memperhatikan kebutuhan masyarakat. (Johan)
Discussion about this post