KUNINGAN, (FC). – Dalam udara pagi yang jernih dan semangat yang meriah, Aula SMPN 1 Jalaksana, Kuningan berubah menjadi ruang dialog yang sarat makna.
Rabu pagi itu, Program “Pimpinan Daerah Menyapa Siswa di Sekolah” atau Pimda Nyawah menghadirkan sosok yang tak biasa di ruang kelas, yaitu Kapolres Kuningan, AKBP. M. Ali Akbar.
Di hadapan ribuan pelajar, baik yang hadir langsung maupun yang menyimak lewat layar zoom, Ali Akbar tidak tampil sebagai penegak hukum belaka.
Ia menjelma menjadi sosok motivator, menekankan urgensi moral, pendidikan, dan akhlak bagi generasi muda.
“Menjadi generasi hebat dimulai dari karakter yang kuat. Bijaklah bermedia sosial, jauhi geng motor, narkoba, tawuran, dan bullying. Kita harus saling jaga, saling hormat, saling cinta. Keep the positive vibe,” ujar Kapolres dalam nada yang lebih sebagai sahabat ketimbang pejabat.
Tak hanya imbauan, diskusi pun mengalir cair. Para siswa tak canggung melontarkan pertanyaan, mulai dari bahaya narkoba hingga peran polisi dalam menjaga keamanan lingkungan sekolah.
Kapolres menjawab dengan terbuka, tak jarang diselingi kisah-kisah personal yang membumikan pesannya.
Ia juga menyampaikan apresiasinya terhadap Pimda Nyawah, yang menurutnya merupakan bentuk sinergi ideal antara dunia pendidikan dan keamanan.
“Program seperti ini membuka ruang kolaborasi antara sekolah, pemerintah, TNI-Polri, dan masyarakat bersatu mencetak generasi unggul,” tegasnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kuningan, U. Kusmana, turut menegaskan bahwa Pimda Nyawah bukan sekadar seremoni.
“Ini ruang nyata, tempat bertukar gagasan dan merawat mimpi pendidikan. Siswa bisa mengenal langsung para pemimpin daerah sebagai sosok inspiratif,” kata Uu.
Ia menekankan pentingnya kolaborasi menyeluruh untuk menyemai ekosistem pendidikan yang sehat.
“Kami ingin setiap pihak, mulai kepala sekolah, guru, pemda, hingga Masyarakat turut tergerak dan menggerakkan. Pendidikan bukan tanggung jawab satu pihak saja,” ujar Uu
Di balik podium, mikrofon, dan jargon program, terlihat sebuah upaya mengembalikan makna sekolah sebagai ruang hidup yang menyala.
Di tengah dunia yang riuh dengan distraksi, suara-suara seperti ini menjadi penanda arah bahwa menjadi pelajar hari ini bukan sekadar soal nilai, tetapi keberanian memilih jalan benar dalam pusaran zaman. (Ali)
Discussion about this post