KAB. CIREBON, (FC).- Sungai Singaraja kembali meluap Senin pagi (21/4). Akibatnya, ratusan rumah di tiga dusun Desa Pengarengan Kecamatan Pangenan Kabupaten Cirebon terendam banjir.
Banjir tersebut pun diperparah adanya pendangkalan Sungai Singaraja.
Dari informasi yang didapat, banjir selain terjadi di Desa Pengarengan, juga terjadi di Desa Japura Bakti, Japura Kidul, Kecamatan Astanajapura, serta Desa Japura lor, Astanamukti Kecamatan Pangenan pada Minggu malam.
Sementara di Desa Pengarengan sendiri banjir terjadi pada Senin pagi.
Banjir dari luapan Sungai Singaraja bukan saja merendam pemukiman warga, bahkan SMPN 2 Pangenan pun ikut terdampak.
Kuwu Pengarengan, Carsadi manyampaikan, banjir yang terjadi ini merupakan banjir dari luapan sungai Singaraja setelah hujan yang terjadi pada minggu petang hingga malam dengan durasi yang cukup lama.
Selain itu, Desa Pengarengan berada di hilir sungai Singaraja, sehingga saat debit air di sungai Singaraja meluap secara otomatis wilayahnya terimbas banjir.
“Banjir kerap terjadi setiap musim hujan, dampak luapan sungai Singaraja,” ujarnya.
Menurutnya, air mulai memasuki pemukiman di blok wage, blok Pon, dan blok Pahing, diperkirakan sekitar pukul 06:00 WIB. Banjir tersebut pun merendam sedikitnya ratusan rumah di tiga blok tersebut terendah dengan ketinggian bervariatif mulai 40 cm hingga 80 cm.
Kuwu Carsadi menyebut, saat ini hujan terbilang sudah jarang terjadi. Namun demikian di desanya masih terjadi banjir. Menurutnya, dari awal tahun 2025 hingga bulan April ini, sedikitnya banjir sudah merendam pemukiman sekitar 10 kali.
Ia menyebut, di desanya khususnya di wilayah sekitar aliran Sungai Singaraja menjadi langganan banjir setiap hujan besar terlebih ada air kiriman dari hulu.
Salah satu faktor banjir kerap terjadi lantaran Sungai Singaraja sudah mengalami pendangkalan hingga ke muara.
Bahkan imbas adanya pendangkalan tersebut, saat siklus air pasang laut atau rob wilayah sepanjang aliran sungai Singaraja kerap terendam banjir rob.
“Kalau banjir di desanya bukan saja saat hujan dengan intensitas tinggi saja melainkan saat terjadi air pasang laut pun sering merendam pemukiman,” tuturnya
Diharapkannya, ada upaya dari instansi terkait dalam hal ini Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Cimanuk Cisanggarung, untuk segera melakukan normalisasi.
Carsadi pun mengutarakan pihak BBWS di tahun 2024 lalu berencana akan melakukan normalisasi sungai Singaraja di Desa Pengarengan.
Namun hingga memasuki pertengahan tahun 2025 normalisasi tersebut belum terealisasi.
“Kami atas nama masyarakat Pengarengan meminta adanya normalisasi sungai Singaraja,” harapnya.
Menurutnya, normalisasi ini harus zegera dilaksanakan mengingat sungai Singaraja mengalami pendangkalan yang cukup parah, sehingga harus segera dilakukan normalisasi secepatnya.
Lanjutnya, imbas pendangkalan tersebut pun bukan saja banjir melainkan terganggunya aktivitas sekitar ratusan nelayan yang ada di desanya yang tidak bisa beraktivitas melaut.
“Bila tidak ada penanganan maka setiap hujan besar apalagi kiriman air sungai dari hulu meningkat, maka akan terus terjadi banjir di kami dan merendam ratusan rumah warga,” jelasnya. (Nawawi)
Discussion about this post