KOTA CIREBON, (FC).– Pj Walikota Cirebon, Dr Drs H Agus Mulyadi MSi, resmi meraih gelar Doktor setelah berhasil menjalani ujian sidang terbuka, di Program Doktor Ilmu Pemerintahan di ruang sidang Gedung Sekolah Pascasarjana IPDN Kampus Jakarta, Selasa (4/2).
Pencapaian ini menjadi momen bersejarah dalam perjalanan karier akademik Agus Mulyadi.
Disertasi yang ditulis Agus Mulyadi berjudul “Implementasi Kebijakan Manajemen Aparatur Sipil Negara Berbasis Sistem Merit di Provinsi Jawa Barat”.
Karya ilmiah ini menjadi kontribusi nyata bagi dunia akademik, sekaligus memberikan wawasan baru terkait pengelolaan sumber daya manusia (SDM) di sektor pemerintahan, khususnya dalam penerapan Sistem Merit.
Disertasi tersebut juga mencerminkan komitmen Pj Wali Kota untuk memajukan birokrasi yang profesional dan berorientasi pada hasil yang lebih baik.
Ujian sidang terbuka dipimpin oleh Ketua Sidang, Prof Dr Drs H Hadi Prabowo MM, yang turut didampingi oleh sejumlah oponen ahli ternama, seperti Prof Dr Mansyur Achmad MSi, Dr Ahmad Averus MSi, Dr Layla Kurniawati MPd, Dr Megandaru W Kawuryan SIP MSi dan Prof Dr Yuddy Chrisnandi SH SE MM.
Selain itu, sidang juga dihadiri oleh tiga promotor yang turut membimbing Pj Wali Kota selama proses studi, yakni Prof Dr Muh. Ilham MSi, Prof Dr Hyronimus Rowa MSi, dan Dr Marja Sinurat MPd MM.
“Saya sangat berterima kasih kepada semua yang telah mendukung, sehingga saya bisa menyelesaikan studi ini dengan baik,” ungkap Agus Mulyadi dengan penuh rasa haru.
Ia mengungkapkan, hasil dari disertasi tersebut diharapkan dapat memberi dampak positif dalam perbaikan sistem manajemen aparatur sipil negara (ASN) yang lebih berbasis merit, demi terciptanya pelayanan publik yang lebih baik.
“Gelar doktor ini bukan sekadar simbol, tetapi sebuah amanah untuk terus memberikan kontribusi bagi kemajuan ilmu pengetahuan, khususnya dalam bidang pemerintahan,” tuturnya.
Di hadapan seluruh peserta sidang, Agus Mulyadi juga menyampaikan pesan yang menggugah. Ia mengutip sebuah pepatah yang mengatakan, “Ilmu tanpa amal adalah kosong, amal tanpa ilmu adalah buta.
Ilmu dan amal adalah dua sisi mata uang yang tidak dapat dipisahkan.” Ia menegaskan bahwa ilmu yang diperoleh harus diwujudkan dalam amal nyata yang bermanfaat bagi orang banyak.
Lebih jauh lagi, ia mengutip kata-kata bijak dari Syaikh Abdurrahman bin Qasim yang menyatakan bahwa “Amal adalah buah dari ilmu.” Menurutnya, ilmu itu diibaratkan seperti pohon yang menghasilkan buah berupa amal.
Dengan kata lain, ilmu yang diperoleh harus digunakan untuk menghasilkan karya dan tindakan yang nyata demi kebaikan bersama.
“Saya bertekad untuk mengamalkan ilmu yang telah saya peroleh, bukan hanya sebagai teori, tetapi dalam tindakan nyata yang bisa memberikan kemajuan bagi bangsa, negara, serta khususnya bagi Kota Cirebon dan Provinsi Jawa Barat,” tambahnya.
Ia berharap melalui disertasi dan ilmunya, dapat membawa perubahan positif dalam pengelolaan aparatur sipil negara dan birokrasi yang semakin profesional. Dengan begitu, pelayanan publik di Jawa Barat dan Indonesia secara keseluruhan bisa lebih optimal, transparan, dan berkualitas. (Agus Rahmat)
Discussion about this post