KOTA CIREBON, (FC). – Pasca insiden hilangnya dua Patung Dewa (Rupang) metode pengamanan di Vihara Dewi Welas Asih Kota Cirebon ditingkatkan.
Pengunjung yang membawa tas besar diperiksa terlebih dahulu di pos yang tersedia. Selain itu, pengunjung yang memakai masker diminta untuk dibuka.
“Hal ini untuk mengantisipasi terjadinya hal serupa di Vihara Dewi Welas Asih Kota Cirebon,” kata salah seorang pengurus Vihara Dewi Welas Asih Yeni, Selasa (14/1).
Ia melanjutkan, pengawasan dan monitoring CCTV pun akan ditingkatkan dari sebelumnya. Sementara, CCTV yang masih beroperasi dengan baik hingga kini di Vihara Dewi Welas Asih dipasang di sekitar 16 titik.
“Kami ada sekitar 16 titik CCTV, kemungkinan jumlahnya akan ditambah,” imbuhnya.
Ia menyatakan, dua Rupang yang dicuri merupakan Patung Dewa yang bernilai sejarah sangat tinggi karena usianya mencapai ratusan tahun.
Ia berharap, Rupang tersebut segera ditemukan karena mempengaruhi terhadap kekhusyukan sembahyang.
“Sejak Dua Rupang itu dicuri, kekhusyukan sembahyang di Vihara Dewi Welas Asih ini terdampak. Berbeda dari biasanya saat Patung Dewa dalam kondisi lengkap,” imbuhnya.
Sementara itu, tokoh Masyarakat Cirebon yang juga Panglima Tinggi Lanskar Agung Macan Ali, Prabu Diaz mengatakan keprihatinannya atas kejadian ini.
“Sebagai masyarakat pribumi, kami sangat prihatin dengan kehilangan dua rupang bersejarah ini. Rupang tersebut memiliki nilai sejarah ratusan tahun dan makna mendalam, tidak hanya bagi umat Konghucu dan Budis, tetapi juga bagi seluruh masyarakat Cirebon,” ucapnya, Selasa (14/1).
Prabu Diaz juga mengimbau kepada siapa pun yang memiliki informasi terkait keberadaan dua rupang tersebut untuk segera melapor kepada pihak kepolisian.
“Kami berharap masyarakat Cirebon dapat bersatu dan peduli. Kepolisian juga kami percayakan sepenuhnya untuk mengambil langkah-langkah sesuai prosedur hukum,” tambahnya.
Prabu Diaz mengajak semua pihak untuk menghormati proses hukum yang sedang berjalan.
“Kami menyerahkan sepenuhnya masalah ini kepada Polres Cirebon Kota. Kami mengajak semua pihak, baik umat maupun masyarakat, untuk mendukung upaya penyelidikan ini,” tegasnya.
Hilangnya dua rupang utama ini menjadi pengingat akan pentingnya menjaga peninggalan budaya dan keagamaan yang sarat nilai sejarah.
Semua pihak berharap agar kasus ini dapat segera terungkap dan rupang yang hilang dapat kembali ke tempat semestinya.
Sementara itu, Ketua Organisasi Wartawan Penggerak Toleransi dan Kemanusiaan (Wardang Petik) Kota Cirebon, Muslimin mengungkapkan, aksi tersebut bukan hanya sekadar pencurian barang, tetapi juga merusak simbol dari agama atau kepercayaan tertentu.
“Ini jelas sebuah kejahatan yang harus ditindaklanjuti secara serius, karena dikhawatirkan bisa mengganggu toleransi beragama di Kota Cirebon. Apapun motifnya, ini jelas sebuah kejahatan,” ujar Muslimin.
Di saat bersamaan, Romo Ricard, salah satu pengurus Vihara Dewi Welas Asih mengungkapkan, kejadian ini terdeteksi melalui rekaman CCTV.
“Dari rekaman yang kami buka, terlihat ada dua orang yang diduga mengambil rupang pada malam hari,” ujar Romo Ricard saat memberikan keterangan.
Saat ini, Polres Cirebon Kota telah menurunkan tim untuk melakukan identifikasi dan penyelidikan terkait kasus ini. Upaya pengumpulan bukti dan saksi terus dilakukan guna mempercepat pengungkapan. (Frans)
Discussion about this post