KAB. CIREBON, (FC).- Hari Jadi Kabupaten Cirebon ke 539 pada 2 April 2021, kembali mengungkit keinginan penyatuan hari jadi dengan Kota Cirebon.
Menilik sejarah dan budaya masa lalu, kedua daerah ini satu keturunan, yakni dari Pangeran Cakrabuana atau Mbah Kuwu Cirebon.
Budayawan dan Filolog (ahli bahasa dan naskah kuno) asal Cirebon Raffan S Hasyim menyampaikan, penyatuan hari jadi antara Kota dan Kabupaten Cirebon merupakan keniscayaan.
Bahkan bukan hanya untuk kedua wilayah itu, wilayah lainnya seperti Majalengka, Kuningan dan Indramayu pun seharusnya memiliki haru jadi yang satu atau sama.
“Sebenarnya wilayah Ciayumajakuning ini seharusnya memiliki hari jadi yang sama. Karena dari perkembangan sejarahnya juga sama,” jelasnya kepada FC, Minggu (4/4).
Pria yang akrab disapa Opan ini menilai, momentum sejarah peristiwa babad alas oleh Pangeran Walangsungsang atau Pangeran Cakrabuana terjadi pada 1 Muharam 791 H, bisa dijadikan patokan untuk penyatuan hari jadi tersebut.
Disebutkannya, bila penyatuan ini terwujud, akan memberikan dampak ekonomi yang signifikan, khususnya dari sektor pariwisata.
Hari jadi akan menjadi hajatan sejarah dan budaya tingkat nasional, bahkan internasional. Karena budaya Cirebon ini memiliki kekhasan dan keunikan tersendiri.
“Coba bayangkan, bila hari jadi ini disatukan, maka akan jadi pagelaran budaya tingkat nasional bahkan internasional. Ini akan menarik kunjungan wisatawan ke wilayah Ciayumajakuning. Dan ini akan menjadi pemasukan untuk daerah masing-masing,” tegasnya.
Tinggal itikad politik dari masing-masing daerah yang harus disatukan. Pasalnya, perubahan hari jadi ini perlu perubahan peraturan daerah baik kota/kabupaten maupun provinsi.
Tapi untuk kebaikan bersama, menurut Opan kenapa tidak.
“Itikad dari legislatif dan eksekutif tiap-tiap daerah untuk bisa menyatu hari jadi ini. Bukan untuk kepentingan golongan, tapi ini untuk kepentingan semua masyarakat Ciayumajakuning,” tandasnya. (Agus)
Discussion about this post