MAJALENGKA, (FC).- Di bawah kepemimpinan Dedi Supandi sebagai Penjabat (Pj) Bupati Majalengka, Kabupaten Majalengka mencatat pertumbuhan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) tertinggi di wilayah Ciayumajakuning pada tahun 2024.
Berdasarkan publikasi ‘Executive Summary Indikator Makro Kabupaten Majalengka 2024’, Kepala Badan Pusat Statistik Kabupaten Majalengka, Joni Kasmuri mengatakan bahwa pembangunan manusia di Majalengka terus mengalami kemajuan.
Sejak tahun 2022, status pembangunan manusia Majalengka sudah berada pada level tinggi.
Pada tahun 2024, IPM Majalengka mengalami peningkatan sebesar 0,86 persen, dari 70,76 menjadi 71,37.
Peningkatan ini lebih tinggi dibandingkan periode sebelumnya yang tumbuh sebesar 0,83 persen.
Majalengka mencatat pertumbuhan IPM tertinggi di Ciayumajakuning, dengan rincian: Indramayu: 0,76; Cirebon: 0,68; Kota Cirebon: 0,83; Kuningan: 0,80; Majalengka: 0,86.
“Kabupaten Majalengka merupakan kabupaten dengan persentase pertumbuhan IPM tertinggi di wilayah Ciayumajakuning,” kata Joni dalam laporan tersebut, Senin (10/2).
Joni menjelaskan, peningkatan IPM didukung oleh semua dimensi penyusunnya. Umur Harapan Hidup (UHH) meningkat sebesar 0,33 persen dari 74,73 tahun pada 2023 menjadi 74,98 tahun pada 2024.
Harapan Lama Sekolah (HLS) naik sebesar 0,08 persen dari 12,26 tahun menjadi 12,27 tahun.
Sementara Rata-Rata Lama Sekolah (RLS) meningkat 2,46 persen dari 7,52 tahun menjadi 7,53 tahun. Pengeluaran riil per kapita per tahun juga tumbuh 4,85 persen, dari Rp 10,34 juta menjadi Rp 10,84 juta.
Sementara itu kondisi ketenagakerjaan di Majalengka pada Agustus 2024 mengalami perbaikan dibandingkan tahun sebelumnya.
Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) Majalengka mencapai 69,64 persen, yang berarti dari 100 penduduk usia kerja, sekitar 69-70 orang aktif secara ekonomi.
Sementara itu, Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) mengalami penurunan menjadi 4,01 persen, menunjukkan bahwa sekitar 4 dari 100 angkatan kerja masih mencari pekerjaan.
Menurut Joni Kasmuri, jumlah penduduk miskin di Kabupaten Majalengka pada tahun 2024 mencapai 134,58 ribu orang atau 10,82 persen.
Angka ini mengalami penurunan sebesar 4,16 ribu orang dibandingkan tahun 2023 yang tercatat sebesar 138,78 ribu orang (11,21 persen).
Garis Kemiskinan Kabupaten Majalengka pada 2024 tercatat sebesar Rp 547.912 per kapita per bulan, mengalami kenaikan sebesar Rp 27.199 atau 5,22 persen dibandingkan tahun sebelumnya.
Meskipun persentase penduduk miskin mengalami penurunan, Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) meningkat dari 1,34 pada 2023 menjadi 1,76 pada 2024.
Begitu pula dengan Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) yang naik dari 0,26 menjadi 0,45. Hal ini menunjukkan bahwa ketimpangan pengeluaran di antara penduduk miskin masih menjadi tantangan yang perlu diperhatikan.
Sementara Penjabat Bupati Majalengka, Dedi Supandi menuturkan, capaian ini tidak lepas dari berbagai upaya kolaboratif yang telah dilakukan sepanjang 2024.
“Terima kasih, rilis BPS menunjukkan IPM Majalengka tertinggi di Ciayumajakuning. Ini merupakan hasil dari upaya di berbagai sektor, termasuk pendidikan, kesehatan, ekonomi, infrastruktur, dan lingkungan,” ujar Dedi, Senin (11/2).
Di sektor pendidikan, Majalengka meningkatkan akses dan kualitas pendidikan melalui kerja sama dengan APBD provinsi serta dukungan CSR.
Dedi juga menyoroti inisiatif, ‘Tujuh Hari Berkarakter’, muuntuk membangun karakter siswa dari Senin hingga Minggu dengan fokus pada wawasan kebangsaan, pemikiran internasional, pendidikan lingkungan, budaya lokal, hingga kegiatan sosial.
Di sektor kesehatan, peningkatan mutu layanan menjadi prioritas. Menurutnya, RS Talaga yang baru dibangun tahun 2024 telah memperoleh akreditasi dan kini mampu memberikan layanan rawat inap.
“Peningkatan juga terjadi di RSUD Majalengka dan puskesmas dengan tambahan puskesmas pembantu serta mobil layanan kesehatan keliling,” jelasnya.
Di bidang ekonomi, Dedi menyatakan dampak positif dari program ‘Kuliner Night’ yang diselenggarakan di setiap kecamatan.
“UMKM meningkat menjadi sekitar 51 ribu unit, dari pedagang kecil hingga usaha makanan, yang berdampak pada peningkatan pendapatan masyarakat,” tutur Dedi Supandi.
Majalengka juga mengembangkan objek wisata melalui pengelolaan BUMDes, yang turut mendorong pertumbuhan ekonomi lokal. Dalam infrastruktur, program, ‘Reaksi Cepat Tambal Jalan’, telah diterapkan untuk meningkatkan aksesibilitas.
Dedi menegaskan, peningkatan IPM dan ekonomi berbanding lurus dengan penurunan angka kemiskinan. Ia optimistis angka kemiskinan Majalengka bisa turun hingga di bawah 10 persen dalam waktu dekat.
“Jika program ini terus dilanjutkan, saya yakin kemiskinan bisa turun ke angka 8 persen di tahun mendatang,” pungkasnya. (Munadi)
Discussion about this post