KAB. CIREBON, (FC), – Karnaval Lebaran Desa Gebang Kulon Kecamatan Gebang Kabupaten Cirebon menjadi salah satu acara yang ditunggu masyarakat paska lebaran.
Karnaval lebaran 2025 yang digelar pada Rabu (2/4) dimeriahkan dengan penampilan 17 sound Horeg pengiring ogoh-ogoh peserta karnaval.
Ketua pelaksana Karnaval Lebaran Desa Gebang Kulon, Dimas Hendrik Kusdiantoro mengungkapkan, karnaval lebaran merupakan acara rutin paska perayaan hari kemenangan umat muslim
Karnaval ini awalnya menjadi sarana hiburan masyarakat mengiringi kegiatan silaturahmi masyarakat dalam momentum lebaran.
Dalam setiap pelaksanaanya selalu ada evaluasi, pembenahan dan selalu ada perubahan kemajuan kegiatannya.
Karnaval tersebut juga menjadi satu hal yang selalu dirindukan masyarakat desa yang selama ini hidup dirantau dan hanya sempat pulang kampung setahun sekali.
Meski kegiatan yang mengundang ribuan pasang mata untuk melihat, namun acara bisa berjalan dengan tertib dan kondusif lantaran sudah menjadi kesepakatan bersama antar peserta karnaval untuk menjaga ketertiban dan kondusifitas selama acara berlangsung.
“Kami sudah melakukan n kesepakatan bersama disaksikan petugas dari Polsek Gebang, Jika tidak bisa menjaga ketertiban selama pelaksanaan karnaval maka group mereka dilarang mengikuti kegiatan karnaval untuk tahun-tahun berikutnya,” ugkapnya.
Dijelaskan Dimas, pada kegiatan karnaval lebaran Desa Gebang Kulon tahun 2025 ini diikuti sebanyak 17 peserta yang mewakili Blok dan Komunitas yang ada di Desa Gebang Kulon.
Basanya mereka merupakan group obrog yang selama bulan Ramadan menggugah wraga untuk melaksanakan sahur.
Pelaksanaan karnaval dari tahun ke tahun selalu mengalami kemajuan seiring dukungan masyarakat di Blok atau komunitas masing-masing.
Pada karnaval lebaran tahun ini yang membuat semakin penasaran masyarakat diantaranya tampilnya 17 sound Horeg yang mengiringi peserta karnaval.
Sound Horeg yang mereka datangkan bukan saja dari wilayah Gebang namun dari Indramayu, Subang dan lainnya sehingga membuat acara karnaval lebaran semakin ramai.
“Jadi masyarakat bukan hanya penasaran ingin melihat hasil kreasi ogoh-ogoh karnaval saja, masyarakat jug ap penasaran dengan penampilan sound Horeg yang didatangkan dari beberapa daerah yang memang sudah cukup punya nama di kalangan dunia sound system, ‘ terangnya.
Ditambahkan Dimas, untuk penilaian karnaval sendiri, sampai saat ini masih kepada kreasi pembuatan ogoh-ogoh peserta karnaval, yang terbaik dan terunik ditambah lagi hasil kreasi sendiri mereka akan mendapatkan hadiah dari panitia, untuk juara pertama Rp1,5 juta, juara kedua Rp1 juta dan juara ketiga Rp750 ribu.
Menurutnya, hadiah tersebut bagi masyarakat bukan menjadi tujuan utama, hanya sebagai penyemangat pelaksanaan karnaval, karena bila dengan modal yang dikeluarkan tidak sebanding dengan hadiah yang diterima.
Ssatu contoh untuk membuat ogoh-ogoh terkadang peserta harus mengeluarkan modal kadang hingga Rp5 Juta, ditambah sewa sound horeg yang kisarannya antara Rp12 juta.
Bahkan ada yang sampai Rp. 25 juta, yang semuanya hasil swadaya mereka sendiri, mereka lebih memilih karena kepuasan dalam hiburan dibandingkan hadiah sehingga panitia tidak membatasi hal itu.
“Alhamdulilah pelaksanaan karnaval berjalan lancar dan kondusif, meski gerimis tidak mengurangi semangat masyarakat dalam memeriahkan acara karnaval lebaran ini, Insya Allah kedepan akan coba terus dilakukan evaluasi dan pembenahan untuk menjadi lebih baik lagi,” hrapnya. (Nawawi)














































































































Discussion about this post