KAB. CIREBON, (FC).- Salah seorang siswa lulusan pondok pesantren asal Desa Karangsuwung, Kecamatan Karangsembung, Kabupaten Cirebon terpaksa tidak melanjutkan Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP) dan terpaksa menjadi guru ngaji anak-anak di musala, serta bekerja serabutan.
Atas kondisi tersebut, Kuwu Karangsuwung Arif Nurdiansyah langsung menemui siswa tersebut dan mengangkatnya sebagai anak angkat untuk membiayai pendidikannya.
Kuwu Karangsuwung Arif Nurdiansyah kepada FC, Kamis (12/6) mengaku memang di desanya masih banyak masyarakat miskin.
Namun karena demi pendidikan dan masa depan anak, mereka masih mampu menyekolahkan anak-anak mereka.
Lain halnya cerita pilu yang dialami NN, lantaran NN merupakan anak dari keluarga tidak mampu, ditambah lagi saat ini kedua orang tuanya bercerai, sehingga NN tidak ada lagi yang memikirkan pendidikannya.
Padahal NN baru saja selesai menempuh pendidikan madrasah di sebuah pesantren.
Lantaran tidak ada biaya, maka NN memilih mengabdikan diri sebagai guru ngaji anak-anak balita di sebuah musala, dan siangnya digunakan untuk kerja serabutan untuk kebutuhan hidupnya.
“Kondisi nasib yang dialami NN ini yang merupakan masih warga kami, membuat siapapun terenyuh, maka kami selalu Kuwu Desa Karangsuwung langsung mengangkat NN menjadi anak asuh untuk melanjutkan pendidikan NN, semua biaya pendidikan akan dibiayai Pemdes Karangsuwung dan uang pribadi saya,” ungkapnya.
Lanjut dijelaskan Kuwu Arif, mengangkat NN menjadi anak angkat, kata dia, selain memang itu inspirasi dari Gubernur Jawa Barat Kang Dedi Mulyadi (KDM), juga memang semenjak dirinya terpilih menjadi kuwu pada awal tahun 2024 lalu, sudah menjadikan program anak asuh dalam bidang Pendidikan.
Awalnya program tersebut, Desa Karangsuwung ingin memiliki sarjana binaan pemdes, dimana warganya yang lulus SMA dan berprestasi namun tidak memiliki kesempatan kuliah karena miskin dan tidak mampu, maka Pemdes Karangsuwung mengkuliahkan mereka, setiap tahun ditargetkan ada satu warganya yang bisa dikuliahkan oleh pemdes.
“Memang berisiko membuat iri bagi warga miskin lainnya, tetapi yang kita utamakan selain dia berprestasi juga menjadi skala prioritas, setelah sebelumnya kita lakukan survei dan wawancara dengan calon penerima beasiswa kuliah gratis dari Pemdes Karangsuwung ini, ” jelasnya.
Terkait dengan NN, menurut kuwu Arif, dirinya secara pribadi memang merasa terenyuh hingga terdorong untuk membantu, pihaknya berharap, semiskin apapun demi pendidikan anak jangan sampai tak terurus, minimal sesua wajib belajar yang digalakan pemerintah yakni 9 tahun atau lulus setara SLTP.
Dengan kondisi yang terjadi pada NN, maka pihaknya langsung mendatangi NN dan berkomunikasi langsung apa yang menyebabkan NN tidak melanjutkan sekolah, sampai didapat benang merah masalahnya hingga pemdes berkewajiban menjadikan NN sebagai anak angkat Pemdes Karangsuwung untuk tetap bersekolah.
“Hari ini kami berkoordinasi dengan SMP Negeri 1 Karangsembung untuk mendaftarkan NN, agar tetap bersekolah,” ungkapnya. (Nawawi)
Discussion about this post