JAKARTA, (FC).- Menteri Perindustrian, Agus Gumiwang menyampaikan bahwa kinerja ekspor tekstil dan pakaian jadi nasional mengalami kontraksi pada triwulan kedua tahun 2024.
Hal tersebut disampaikannya dalam sambutan kegiatan peringatan Hari Batik Nasional (HBN) ke-15 tahun 2024 pada Senin (2/10).
Ia mengakui tahun ini menjadi tahun yang sulit bagi industri tektil dan pakaian jadi nasional.
“Ini akibat pelemahan dari permintaan di pasar ekspor,” ungkap Menperin Agus Gumiwang dalam keterangannya, seperti dikutip FC dari chanel youtube Kementerian Perindustrian pada Kamis (3/10).
Disebutkan, kinerja ekspor industri tekstil dan pakaian jadi pada Triwulan II/2024 mengalami kontraksi berturut-turut sebesar 5,56 persen dan 4,12 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Kondisi ini juga terjadi pada ekspor industri batik yang mengalami kontraksi sebesar 8,29 persen dibandingkan dengan tahun sebelumnya di 2023.
“Namun di sisi lain, kita lihat adanya tren penggunaan batik dalam keseharian bagi generasi muda Indonesia saat ini, memberikan optimisme bagi masa depan industri batik khususnya untuk pasar dalam negeri,” kata Agus.
Sektor industri tekstil dan pakaian jadi memiliki peranan penting bagi perekonomian nasional.
Kementerian Perindustrian mencatat pada Triwulan kedua tahun ini, industri tekstil dan pakaian jadi telah berkontribusi sebesar 5,72 persen terhadap PDB industri pengolahan Non Migas.
Kinerja ekspor industri tekstil dan pakaian jadi pada Triwulan Kedua Tahun 2024 sebesar 1,77 miliar dolar AS dinilai masih cukup baik.
Sementara, industri batik turut memberikan kontribusi terhadap ekspor dengan nilai 8,33 juta dolar AS pada periode yang sama tahun ini.
“Saya ingatkan bahwa 8,33 ini merupakan angka yang menurut pandangan saya belum optimal, belum maksimal. Masih banyak peluang dan ruang yang bisa kita manfaatkan untuk mengisi pasar ekspor dari batik nasional,” ungkap Agus Gumiwang. (Andriyana)