MAJALENGKA, (FC).- Badan Pusat Statistik atau BPS melaporkan tingkat Inflasi di Kabupaten Majalengka, Jawa Barat pada Oktober 2024 sebesar 0,96% secara tahunan (year on year/YoY) dan sebesar 0,02% secara bulanan (month to month/MtM).
Kepala BPS Majalengka Joni Kasmuri mengatakan bahwa komoditas yang dominan memberikan andil atau sumbangan inflasi bulanan per Oktober 2024 adalah kopi bubuk, emas perhiasan, beras, rokok putih, rokok kretek tanpa filter, tukang bukan mandor, rokok.
Kemudian kretek filter, pepes, pisang, gula pasir, bawang merah, kue basah, seblak, sate, seragam sekolah wanita, obat dengan resep, donat, bakso siap santap, susu cair kemasan, dan masker.
Sedangkan komoditas yang memberikan andil deflasi antara lain, bensin, daging ayam ras, tomat, bawang putih, pasir, tahu mentah, popok bayi sekali pakai/ diaper, telepon seluler, papaya.
Kemudian semangka, telur ayam ras, lampu tl/neon, bayam, kol putih/kubis, timun, cabai merah, minyak goreng, ampela hati ayam, kerudung/ jilbab, dan cabai rawit.
“Inflasi yang terjadi pada tahun ini karena adanya kenaikan harga lantaran naiknya seluruh indeks kelompok pengeluaran,” kata Joni, Selasa (5/11).
Pada Oktober 2024, seluruh kelompok pengeluaran tercatat mengalami inflasi, yakni kelompok makanan, minuman, dan tembakau sebesar 1,93%; kelompok pakaian dan alas kaki sebesar 4,45%; kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga sebesar 0,46%; serta kelompok kesehatan sebesar 3,74%.
Kelompok rekreasi, olahraga, dan budaya sebesar 1,43%; kelompok pendidikan sebesar 1,34%; kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran sebesar 2,01%; serta kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 4,59%.
Kemudian, kelompok perlengkapan, peralatan, dan pemeliharaan rutin rumah tangga sebesar 0,28%; kelompok transportasi sebesar 0,19%; serta kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar 0,33%.
Berdasarkan pantauan indeks harga konsumen (IHK), Kabupaten Majalengka merupakan daerah yang mengalami kedua tertinggi di Jawa Barat.
“Inflasi terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh turunnya sebagian besar indeks kelompok pengeluaran,” kata Joni. (Munadi)
Discussion about this post