KOTA CIREBON, (FC).- Pj Walikota Cirebon Agus Mulyadi bersama Pj Sekretaris Daerah Kota Cirebon Iing Daiman dan perangkat daerah terkait melakukan monitoring terhadap ketersediaan dan distribusi komoditas barang kebutuhan pokok (kepokmas) di beberapa pasar tradisional di Kota Cirebon pada Selasa (7/1) kemarin.
Kegiatan tersebut merupakan bagian dari upaya pengendalian inflasi daerah yang melibatkan Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) dan satgas pangan, yang turut memantau harga serta memastikan kualitas pasokan barang ke masyarakat.
Pj Walikota Cirebon Agus Mulyadi menegaskan, pentingnya pemantauan harga untuk memastikan stabilitas pangan dan mengantisipasi gejolak harga yang dapat merugikan masyarakat.
“Kami terus memantau perkembangan harga, termasuk ketersediaan barang kebutuhan pokok, serta menyikapi pemberitaan terkait dugaan adanya pemalsuan kemasan minyak goreng yang beredar di pasaran,” ujarnya, Rabu (8/1).
Salah satu komoditas yang mendapat perhatian khusus dalam monitoring ini adalah minyak goreng. Ia menjelaskan, dari hasil pantauan, stok minyak yang dikelola oleh Bulog, tercatat sebanyak 34.000 botol siap didistribusikan.
Harganya pun masih sesuai dengan Harga Eceran Tertinggi (HET) yang ditetapkan, yakni Rp14.500 per liter di Distributor 1 (D1) dan Rp 15.500 per liter di Distributor 3 (D3). Namun, di pasar pengecer, harga minyak goreng terpantau bervariasi, bahkan ada yang mencapai Rp17.500 per liter.
“Ini menjadi catatan penting. Pola distribusi yang panjang menyebabkan harga di tingkat pengecer sedikit lebih tinggi, namun kami berharap harga maksimal di pasar tidak melebihi Rp17.000 per liter. Kami akan terus melakukan evaluasi terkait distribusi agar HET bisa dipenuhi di tingkat pengecer,” imbuhnya.
Selain itu, harga komoditas lain seperti beras dan cabai juga menjadi perhatian. Berdasarkan hasil pemantauan, harga beras terpantau stabil, sedangkan cabai merah masih berada di kisaran Rp50.000 per kilogram.
Namun, cabai setan yang dikenal pedas mengalami lonjakan harga hingga mencapai Rp100.000 per kilogram, yang perlu diantisipasi.
Terkait dengan dugaan pemalsuan kemasan minyak goreng yang beredar di masyarakat, Pj Walikota menegaskan, proses investigasi saat ini tengah dilakukan oleh pihak Polres Cirebon Kota.
“Kami sudah meminta kepada Kasat Reskrim untuk memeriksa perbedaan antara kemasan minyak goreng yang asli dan yang diduga palsu, agar masyarakat maupun pedagang bisa membedakannya,” katanya.
Lebih lanjut, Pj Walikota Cirebon menekankan pentingnya ketahanan pangan di Kota Cirebon dan memastikan distribusi barang kebutuhan pokok tetap berjalan lancar tanpa adanya praktik yang merugikan masyarakat.
“Pemerintah Kota Cirebon berkomitmen untuk terus mengawasi dan mengendalikan inflasi serta menjaga kestabilan harga agar warga tidak terbebani dengan harga yang tidak wajar,” ujarnya.
Kegiatan monitoring ini diharapkan dapat memastikan pasokan pangan tetap terjaga dan masyarakat Kota Cirebon tidak terpengaruh oleh fluktuasi harga yang merugikan, serta membantu menjaga integritas distribusi pangan di pasar tradisional. (Frans)
Discussion about this post