KOTA CIREBON, (FC).- Otoritas Jasa Keuangan (OJK) bersama Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPw BI) Cirebon dan Bursa Efek Indonesia Provinsi Jabar menggelar seminar peningkatan edukasi, literasi dan inklusi keuangan.
Kegiatan tersebut dihadiri oleh ratusan mahasiswa di wilayah Cirebon. Pada kesempatan yang sama, OJK Cirebon menekankan bahaya jeratan dari Judi Online (Judol) dan Pinjaman Online (Pinjol).
“Kami berupaya untuk mendorong adik-adik kita baik pelajar maupun mahasiswa agar memiliki pemahaman literasi dan inklusi keuangan yang baik. Kondisi sekarang, banyak pelajar dan mahasiswa yang terpapar Judol sehingga kegiatan ini menjadi puncak acara agar masyarakat menghindari Judol,” kata Kepala OJK Cirebon Agus Muntholib, Senin (12/8).
Ia meminta, masyarakat semaksimal mungkin untuk menghindari Judol karena menurut data di PPATK Jawa Barat menjadi provinsi tertinggi jumlah masyarakat yang terpapar Judol.
“Update per-kota, jadi akses nasional itu kemarin disampaikan 18.000. Yang mengerikan adalah kondisi sekarang di judi online di Cirebon atau di Jawa Barat itu yang paling besar karena jumlah penduduknya mencapai 3,5 juta dibandingkan dengan jumlah penduduk di Provinsi lain di Indonesia,” ujarnya.
Ia mengungkapkan, kondisi ini menjadi Pekerjaan Rumah (PR) bersama tidak mungkin OJK bekerja sendirian memberantas Judol.
“Ini PR bersama tidak mungkin kita sendiri lakukan meskipun kita terus menghimbau sekolah-sekolah lewat Pemerintah Kabupaten Kota, Dinas Pendidikan, kemudian juga Dinas Pendidikan Provinsi agar terus mengkampanyekan larangan atau berantas judi online,” tuturnya.
Hingga kini, pihaknya belum mendapat laporan mengenai dampak Judol di wilayah Cirebon, namun masyarakat diminta untuk tetap waspada terhadap jerat Judol dan Pinjol.
“Kalau judi online belum, tetapi kalau pengaduan sementara mengenai Judol dari mahasiswa maupun pelajaran tidak ada, mudah-mudahan tidak ada mahasiswa dan pelajar di wilayah Cirebon ini yang terjerat Judol,” pungkasnya. (Frans)