MAJALENGKA,(FC).- Di Kabupaten Majalengka terdapat sebuah komunitas yang konsen di bidang sejarah dan budaya.
Namanya Grumala, atau Grup Madjalengka Baheula. Komunitas ini dibentuk pada 15 Januari 2014.
Grumala lahir atas kesadaran para pecinta sepeda ontel di Majalengka yang peduli terhadap sejarah dan budaya di daerah berjuluk ‘Kota Angin’ tersebut.
Saat ini, Grumala sendiri dinakhodai oleh penikmat sejarah Majalengka, Nana Rohmana.
Kata pria yang akrab disapa Naro itu, hadirnya Grumala diharapkan bisa memberikan manfaat untuk warga Majalengka, khususnya generasi muda.
“Berawal dari kumpulan penggemar sepeda ontel, setiap hari Minggu kami keliling kota nongkrong di Gedung Juang. Kami juga selalu mengamati gedung-gedung tua dan makam Belanda di Majalengka, ternyata banyak juga potensi situs sejarah yang belum terdata dan diketahui banyak orang,” kata Naro kepada wartawan belum lama ini.
“Akhirnya kita bikin komunitas Grumala sebagai penikmat sejarah dan budaya Majalengka, eh ternyata banyak disukai dan direspon positif,” sambung Naro saat bercerita.
Sejak 2014 sampai saat ini, Grumala tetap konsisten berusaha menggali fakta-fakta sejarah di Majalengka.
Mulai sejarah purba, kerajaan hingga masa pemerintahan Belanda mereka telusuri.
“Aktivitas kami menggali, menelusuri, mendokumentasikan dan menyebarkan informasi terkait kesejarahan dan budaya Majalengka,” ujar dia.
Selama menelusuri sejarah Majalengka, mereka berhasil membuat museum kecil-kecilan.
Museum itu berlokasi di Gedung Juang Majalengka.
“Di museum Grumala ada beberapa benda peninggalan zaman purba, misalnya fosil Stegodon atau gajah purba, fosil satwa laut, alat kuno, naskah kuno dan lain-lain,” ucap Naro.
“Semua barang-barang di museum hasil pencarian di tempat-tempat yang diduga ada fosil, dan ada naskah yang dihibahkan atau titipan dari masyarakat,” tambahnya.
Berkat kekonsitenan komunitas tersebut, mereka sering dilibatkan pemerintah untuk penelusuran sejarah maupun penataan pembangunan daerah.
Taman Sejarah adalah salah satu karya yang pernah digarap Grumala bersama pemerintah.
“Dilibatkan dalam pendataan situs-situs di Majalengka oleh beberapa peneliti dari Balar Jabar, mahasiswa dan Disparbud sebagai mitra kerja di bidang sejarah dan budaya Majalengka. Selain itu kami juga ikut serta dalam pembangunan taman sejarah dalam membuat isi konten relif taman sejarah dan membuat sketsa gambar relief termasuk membuat Totem tokoh sejarahnya,” jelas Naro.
Di sisi lain, dalam menggali dan menyajikan informasi terkait persejarahan Majalengka, Grumala juga membuat grup di Facebook.
Grup itu dijadikan tempat diskusi dan saling berbagi informasi mengenai sejarah dan budaya Majalengka.
“Anggota di medsos hampir 20 ribu orang. Grup ini untuk ajang diskusi seputar sejarah Majalengka,” ujarnya.
(Munadi)
Discussion about this post