KOTA CIREBON, (FC).- Saat ini Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan penyakit pembunuh nomor wahid di negara kita Indonesia. Oleh karena itu dibutuhkan kesadaran masyarakat yang amat tinggi untuk mengatasi berkembangan nyamuk Aedes Aigypti sebagai penyebab timbulnya penyakit tersebut.
Sementara kesadaran masyarakat kita masih rendah dibidang kesehatan terutama kebersihan lingkungan. Untuk meningkatkan kesadaran tersebut maka diperlukan adanya motor penggerak yang merupakan warga masyarakat sekitar.
Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Cirebon mencatat kenaikan kasus DBD pada tahun 2024. Kenaikannya cukup signifikan jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
Dari bulan Januari sampai April 2024 ini, pihaknya mencatat ada 164 kasus DBD di Kota Cirebon. Jika dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun 2023, ada 70 kasus.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Cirebon, dr. Siti Maria Listiawaty mengatakan kenaikan angka kasus DBD di Kota Cirebon disebabkan oleh beberapa faktor.
Salah satunya, kata dr. Maria, faktor cuaca yang mengakibatkan nyamuk jenis Aedes Aegypti mudah berkembang biak.
“Dari bulan Januari sampai April 2024, kasus DBD di Kota Cirebon mencapai 164 kasus. Sementara di tahun 2023 diperiode yang sama mencapai 70 kasus,” ujar dr. Maria, Rabu (24/4).
Dari jumlah kasus DBD di tahun 2024 ini, kata dr. Maria, ada satu orang pasien yang meninggal dunia. Sedangkan pada tahun 2023 diperiode yang sama ada 4 orang meninggal dunia karena DBD.
“Mayoritas kasus DBD di Kota Cirebon yang masih dirawat maupun sudah dinyatakan sembuh, merupakan masyarakat usia produktif dengan rentang usia 16-55 tahun. Tren kasus DBD saat ini memang meningkat. Tahun 2023 selama Januari sampai akhir April, jumlahnya sebanyak 70 pasien dengan pasien meninggal dunia ada empat orang,” ujarnya.
Untuk menekan angka kasus DBD di Kota Cirebon, kata dr. Maria, Dinas Kesehatan Kota Cirebon melakukan berbagai upaya.
“Upaya yang dilakukan untuk menekan kasus DBD di Kota Cirebon yaitu dengan membrantas sarang nyamuk, melakukan fooging atau pengasapan, hingga menggencarkan program satu rumah satu juru pemantau jentik (jumantik),” bebernya.
“Masyarakat juga harus ikut berperan akrif dalam membrantas sarang nyamuk. Seperti mengecek genangan air di rumah masing-masing,” sambungnya.
Pihaknya mengimbau kepada masyarakat untuk segera memeriksa diri bila ada keluarga yang memiliki gejala terjangkit DBD. Agar upaya penanganan bisa dilakukan dengan segera. (Agus)
Discussion about this post