ASTANAJAPURA, (FC).- Keberadaan tower salah satu provider di Blok Wage Jatisawit RT/01 RW/06, Desa Munjul, Kecamatan Astanajapura, Kabupaten Cirebon dirasa telah menggangu kenyamanan warga sekitar.
Selain itu, keselamatan warga terancam karena pondasi penahan tower sudah retak. Warga takut ketika ada angin besar tower tumbang dan menimpa rumah warga yang sudah padat. Menjelang waktu kontraknya habis pada akhir Februari 2020 warga menuntut agar ijin keberadaan tower tersebut jangan diperpanjang dan segera dibongkar.
Salah seorang warga, Supadi mengungkapkan, keberadaan tower yang berada tepat disamping rumahnya dirasakan sangat menyiksa, terutama ketika musim hujan datang yang disertai petir.
Kekhawatiran warga bukan tanpa alasan. Sebab, tiap ada petir seolah menyambar rumahnya. Bahkan kejadian musim hujan tahun lalu, ketika ada petir, hampir seluruh rumah pada radius 100 meter, seluruh lampu listriknya mati dan beberapa barang elektronik gosong tersambar petir.
Kejadian tersebut meski mendapat perhatian dari pemilik provider dengan memberikan bantuan lampu kepada masyarakat yang menjadi korban, namun membuat warga selalu was-was dan merasa terancam ketika ada hujan dan petir.
“Warga selalu was-was sekarang, meski kemarin menimpa beberapa barang elektronik dan lampu, kami kawatir akan mengancam jiwa juga,” keluh Supandi kepada FC, Senin (24/2)
Dikatakannya, selama sepuluh tahun masa kontrak sudah cukup baginya perasaan was-was tersebut dialaminya, dan setelah masa kontraknya habis pada ahir Februari 2020 ini warga pada radius 100 meter terutama dari RT/01 dan RT/03 menandatangani surat keberatan, yang isinya menolak ijin tower tersebut diperpanjang.
Warga meminta agar tower tersebut dipindah lantaran masyarakat merasa takut yang namanya benda tinggi dari besi akan roboh sementara dibawahnya adalah perumahan warga.
Selain itu juga radiasi yang ditimbulkan membuat warga disekitar tower menjadi selalu dihantui rasa was-was, warga meminta agar pemkab Cirebon melalui Dinas terkait bisa mendengar apa yang menjadi keluhan hati masyarakat Blok Wage Jatisawit RT/ 01 RW/06 Desa Munjul ini.
“Warga yang jelas hingga saat ini masih dihantui rasa was-was, jadi mohon kepada pemerintah Kabupaten Cirebon mau mendengarkan jeritan masyarakat disini,“ keluhnya.
Senada juga dikatakan saah satu ibu rumah tangga, Heni. Menurutnya, dampak keberadaan tower juga berdampak pada kesehatan warga sekitar akibat dampak radiasi yang ditimbulkannya. Heni mengatakan, setelah adanya tower banyak warga yang tinggal disekitar tower mengalami gangguan kesehatan, meski belum tahu pasti secara medis.
Namun, aku Heni yang tinggal dibawah tower merasakan ada yang berbeda dialami anaknya dengan pertumbuhan badannya yang tak kunjung berkembang di usianya yang ke 3 ini. Pertumbuhan badannya kurang normal, sebagai ibu rumah tangga, Heni yang sangat menjadi kekawatiran adalah dampak radiasi dari tower, jangan sampai ada korban lagi akibat keberadaan tower tersebut.
“Berharap instansi terkait untuk buka mata atas keluhan warga, kami takut saja kalau masih ada tower ini, sudah lebih baik dibongkar saja,“ tegasnya.
Sementara ITU, anggota BPD Munjul, Sukin mengakui memang masyarakat datang mengadu kepada dirinya selaku wakil dari masyarakat di desa soal keberadaan tower tersebut. Pihaknya mendukung apa yang menjadi tuntutan masyarakat yang membuat surat keberatan dan meyatakan agar perpanjangan ijin keberadaan tower untuk dihentikan.
Apalagi, sambung dia, sudah ada bukti dampak radiasi atau imbas keberadaan tower sampai mematikan lampu listrik milik warga secara serentak, ditambah lagi saat ini pondasi tower sudah retak, warga takut tower tersebut terkena angin dan roboh.
Pihaknya akan menyarankan ke Pemdes Munjul untuk selanjutnya melayangkan surat ke Diskominfo, Provider, Satpol PP, DPRD dan Bupati.
“Persoalan ini mengikut kepada masyarakat, kami hanya memfasilitasi keinginan masyarakat, kalau jangan diperpanjang kami juga sepakat agar jangan diperpanjang,” tegasnya. (Nawawi)
Discussion about this post