KAB. CIREBON, (FC), – Sudah dia hari ini, warga bersama pemerintah Desa Melakasari Kecamatan Gebang Kabupaten Cirebon memburu tikus yang diduga pembawa bakteri leptospirosis.
Sedikitnya 12 ekor tertangkap namun tikus yang diduga pembawa bakteri leptospirosis dengan ciri tikus tua tak berbulu atau botak belum ditemukan, Sabtu (15/6).
Pencarian akan dilakukan dengan berbagai cara sampai tikus tersebut ditemukan.
Kuwu Melakasari, Sochibi kepada FC menjelaskan, pada pencarian tikus yang diduga pembawa bakteri leptospirosis di hari kedua ini masyarakat berhasil mendapatkan 5 ekor tikus.
Sebelumnya, pada hari pertama, masyarakat mendapatkan 7 ekor tikus, namun dari semua tikus yang berhasil ditemukan warga tidak ada satupun tikus yang diduga pembawa bakteri leptospirosis, sehingga pencarian tikus akan terus dilakukan yang kemungkinan akan dijebak dengan racun tikus.
Dijelaskannya bahwa tikus pembawa bakteri leptospirosis yang dimaksud sesuai dengan petunjuk dari petugas dinas kesehatan kabupaten Cirebon memiliki ciri-ciri tikus tersebut botak atau sudah tidak berbulu, tikus tersebut sebenarnya sudah masuk ke usia kematian namun masih hidup.
“Karena dikhawatirkan ketika ditemukan dan dipukul menggunakan kayu darahnya muncrat ke warga sehingga akan terpapar maka sesuai kesepakatan masyarakat bersama tikus yang dicari tersebut akan dijebak menggunakan racun tikus khusus, ” Terangnya.
Lanjut dijelaskan Kuwu Sochibi, pencarian tikus yang diduga membawa bakteri leptospirosis dilakukan bukan hanya di lingkungan rumah dari pasien yang terdampak bakteri leptospirosis saja di RT. 04 RW. 01 Dusun 1 Desa Melaksari, namun diperluas ke sekitar rumah korban, dalam pencarian masyarakat menemui beberapa kesulitan diantaranya karena banyak tikus yang mengumpat di kolom jembatan maupun pondasi spal sehingga sangat sulit dilakukan pencarian.
Dan kemungkinan lainnya Menurut Kuwu sohibi bahwa keberadaan tikus ketika di siang hari memang sulit dilakukan pencarian maka upaya pencarian di malam hari pihaknya hanya bisa melakukan jebakan penangkapan tikus, pencarian tersebut akan terus dilakukan sampai tikus dengan ciri-ciri botak atau seperti bayi babi tersebut bisa ditemukan.
“Harapan kami dan masyarakat tikus tersebut segera bisa ditemukan agar masyarakat juga bisa merasa tenang, ” Harapnya.
Sementara terkait kondisi pasien sendiri menurut Kuwu, MM saat ini sudah beranjak membaik setelah sepulangnya dari Rumah Sakit IHC Pelabuhan Cirebon, saat ini pasien sedang dilakukan isolasi Mandiri namun harapan besar dari tim medis dinas kesehatan kabupaten Cirebon berharap agar pasien tersebut tidak dikucilkan maka setiap pagi hari pasien agar berjemur di luar rumah dan yang pasti penularan bakteri leptospirosis tersebut tidak akan terjadi melalui pernapasan namun penularan akan terjadi dari air urine dan bab pasien serta makanan bekas pasien.
Selain dari tiga hal tersebut maka masyarakat yang dekat dengan pasien tidak usah khawatir akan tertular, akibat dari bakteri leptospirosis tersebut pasien merasakan kepalanya pusing perutnya mual sehingga malas untuk makan serta tulangnya linu, untuk sementara keluarga korban yang ada sekitar 7 orang sudah disarankan menjaga jarak terutama tidak makan satu piring bersama sampai ada keputusan dokter yang menyatakan pasien sembuh total.
“Dugaan kuat kami tikus membawa bakteri leptospirosis ini karena Desa malakasari ini rawan banjir maka mungkin saja tikus itu berasal dari luar desa melakasari yang terbawa arus banjir,” ungkap Sochibi. (Nawawi)
Discussion about this post