BREBES, (FC).- Mantan Kasubbag Pascasarjana dan Kasubbag Umum IAIN Syekh Nurjati Cirebon, Ustad Abdul Mubarok menjadi peceramah pada peringatan Isra Mi`raj Nabi Muhammad SAW dan istighosah, doa bersama dalam rangka persiapan ujian nasional 2020 di Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Brebes, yang dihadiri kepala sekolah, H. Tobari dengan 1.100 jamaah, terdiri dari siswa, siswi, guru dan staff tata usaha MAN 1 Brebes. Sabtu, (7/3).
Selain pernah menjabat sebagai Kasubbag Pascasarjana dan kasubbag Umum IAIN Syekh Nurjati Cirebon, Abdul Mubarok juga saat ini sedang mengikuti program 5.000 Doktor Kementerian Agama RI dan menempuh program Doktor Administrasi Publik di Universitas Diponegoro Semarang.
Dalam ceramahnya Ustad Abdul Mubarok menyampaikan beberapa hal yang berkaitan dengan prinsip berdakwah, yakni learning by teaching other people (belajar melalui mengajar) memiliki tingkat pemahaman yang tinggi hampir 90%, kemudian menjaga tradisi pesantren yang baik dan selalu berinovasi dalam berdakwah.
” Serta jangan berhenti pada tahap pengetahuan tanpa pengalaman, (experience is the best teacher), dan lihat apa yang diucapkan jangan lihat siapa yang mengucapkan, wajib menerima kebenaran dari manapun datangnya, tidak melihat status seseorang,” kata Abdul Mubarok.
Dikatakannya, fokus ceramah pada peringatan peringatan Isra Mi`raj Nabi Muhammad SAW adalah bahwa peristiwa tersebut merupakan jawaban atas kesedihan Rasulullah, karena wafatnya dua orang yang mempunyai peran besar dalam dakwah Rasulullah, yaitu Bunda Khadijah, istri Rasulullag dan Abu Thalib, paman Rasulullah.
” Yang kita kenal dengan Amul Huzni, tahun duka cita, saat itu beliau mengalami banyak hinaan, cacian dari orang kafir karena wafatnya orang yang sangat mendukung beliau (Rasulullah),” ujarnya.
Setelah proses perjalanan panjang yang terjadi pada 27 Rajab dari Masjidil Haram, Mekkah ke Masjidil Aqso, Palestina yang berjarak ± 1250 km yang kita kenal dengan Isra kemudian naik dari langit pertama bertemu dengan Nabi Adam AS sampai ke langit ke tujuh bertemu dengan Nabi Ibrahim AS, memperoleh perintah salat wajib lima waktu yang kita kenal dengan Mi`raj.
Beliau menegaskan bahwa salat wajib lima waktu, terutama salat berjamaah menjadi kunci sukses kebahagiaan dunia akhirat, karena berjamaah kalau kita terjemahkan secara luas memiliki makna kolaborasi atau bersatu dalam hal kebaikan yang berguna dalam pencapaian tujuan dan cita-cita.
Juga beberapa keutamaan lainnya yaitu salat berjemaah lebih utama daripada salat sendirian, dengan pahala 27 derajat, setiap langkahnya diangkat kedudukannya 1 derajat dan dihapuskan baginya satu dosa, di do’akan oleh para malaikat, terbebas dari pengaruh (penguasaan) setan, memancarkan cahaya yang sempurna pada hari kiamat, mendapatkan balasan yang berlipat ganda, sarana penyatuan hati dan fisik, saling mengenal dan saling mendukung satu sama lain, membiasakan kehidupan yang teratur dan disiplin. “Pembiasaan ini dilatih dengan mematuhi tata tertib hubungan antara imam dan ma’mum, misalnya tidak boleh menyamai apalagi mendahului gerakan imam dan menjaga kesempurnaan shaf-shaf salat,” ucapnya. (FC)
Discussion about this post