KOTA CIREBON, (FC).- Pelaksanaan belajar mengajar maupun perkuliahan di masa pandemi Covid-19 ini masih belum direkomendasikan.
Namun seiring dengan program vaksinasi yang sedang berlangsung oleh pemerintah, belajar secara tatap muka langsung bisa saja dibuka kembali.
Ketua Yayasan Pendidikan Swadaya Gunung Jati (YPSGJ) Dadang Sukandar Kasidin kepada FC Senin (15/3) mengatakan, pihak yayasan melarang para dosen Unswagati (UGJ) untuk memberikan perkuliahan secara langsy, bila belum divaksinasi.
“Kami dari yayasan mewajibkan kepada dosen yang mengajar di UGJ untuk divaksinasi Covid-19. Dan hal ini hukumnya wajib, karena vaksinasi ini salah satu ikhtiar kita agar tidak terpapar Covid-19. Apabila ada dosen maupun tenaga pengajar yang belum divaksin saya larang untuk mengajar di UGJ,” tegasnya.
Dadang yang berkesempatan divaksinasi di Gedung FK UGJ menilai, seluruh civitas UGJ secara aktif mendukung program pemerintah dalam menanggulangi penyebaran Covid-19.
Selain vaksinasi, sebelumnya semua unit di yayasan dan UGJ wajib menerapkan protokol kesehatan secara ketat.
“Kami juga tidak hanya melakukan vaksinasi kepada dosen, setelah itu semua yang sudah divaksin dilakukan pengecekan antibodi. Untuk mengetahui vaksin ini bekerja dengan baik, artinya apakah kekebalan tubuhnya sudah terbentuk atau belum,” imbuhnya.
Sementara Rektor UGJ Mukarto Siswoyo menambahkan, rencana perkuliahan dengan cara tatap muka pada Bulan Juli mendatang. Sesuai arahan dari ketua yayasan, sebelum dibuka perkuliahan, wajib bagi seluruh dosen, tenaga kependidikan dan mahasiswa sudah melaksanakan vaksinasi.
Disebutkannya, sejumlah 539 dosen dan tenaga pendidik di UGJ, menjalani vaksinasi Covid-19.
“Iya, sekarang kita masih melakukan perkuliahan secara online. Bila sudah dipastikan semuanya divaksin, barulah kami berani membuka kembali perkuliahan seperti sebelum pandemi Covid-19,” ungkapnya.
Bupati Cirebon Imron Rosyadi yang hadir pada vaksinasi dosen dan tenaga kependidikan UGJ menyampaikan, pihaknya selalu bersinergi dengan UGJ dalam berbagai hal.
Salah satunya adalah upaya penanganan, pencegahan dan penyebaran Covid-19.
“Semenjak UGJ memiliki laboratorium swab test, kita sudah melakukan kerjasama untuk memeriksa warga maupun ASN di lingkungan Pemkab Cirebon melakukan swab di FK UGJ,” ucapnya.
Dikatakan Imron, sekitar 80 persen karyawan dan dosen di kampus UGJ merupakan warga Kabupaten Cirebon. Dan jumlah itu juga adalah sasaran tahap kedua program vaksinasi nasional, karena mereka ini melakukan atau menyelenggarakan pelayanan publik di bidang pendidikan.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Cirebon Eni Suhaeni menyebutkan, ratusan pekerja di UGJ ini masuk ke tahap pelaksanaan vaksinasi Covid-19 di Kabupaten Cirebon.
“Sedangan ada tahap dua vaksin Covid-19 ini, sasarannya adalah sebanyak 47.000. Dari data yang ada, yang baru divaksin belum mencapai 50 persen dari sasaran tersebut. Kepada universitas lain yang ingin melakukan vaksinasi Covid-19 silakan langsung ajukan ke dinkes,” pungkasnya. (Agus)
Discussion about this post