KOTA MATARAM, (FC).- Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPwBI) Cirebon bersama Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) se-Ciayumajakuning melakukan studi banding ke TPID Nusa Tenggara Barat (NTB) pada Senin (11/9).
Kegiatan studi banding ini bertujuan untuk menimba ilmu atas capaian prestasi nasional yang diraih TPID NTB selaku TPID Champion Tahun 2021 dan Nominasi TPID Award Tahun 2022
Bertempat di Kantor Walikota Mataram, rombongan TPID Ciayumajakuning melakukan audensi dengan TPID NTB yang turut dihadiri Asisten Daerah Kota Mataram, Lalu Martawang.
Kemudian Kepala Biro Perekonomian Provinsi Nusa Tenggara Barat, Wirajaya Kusuma, serta Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Nusa Tenggara Barat,
Berry Arifsyah Harahap.
Audensi tersebut dihadiri sejumlah kepala OPD di lingkungan pemerintah daerah se -Ciayumajakuning.
Juga dihadiri Kepala BI Cirebon, Hestu Wibowo, Bupati Cirebon, Imron Rosyadi, Wakil Walikota Cirebon, Eti Herawati, Wakil Bupati Majalengka, Tarsono D. Mardiana, Sekda Indramayu, Aep Surahman, dan Bupati Kuningan Acep Permana.
“Selain bersilaturahmi, kami berharap dari kegiatan ini dapat menggali sebanyak-banyaknya ilmu dan pengalaman dari TPID Nusa Tenggara Barat,” kata Kepala BI Cirebon, Hestu Wibowo dalam sambutannya.
Hestu berharap dari audensi ini menjadi masukan yang baik untuk penguatan program pengendalian inflasi oleh TPID Ciayumajakuning di masa mendatang.
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Nusa Tenggara Barat,nBerry Arifsyah Harahap mengatakan, Pemrov NTB maupun Pemkot Mataram sejak 2013 secara aktif melakukan pengendalian inflasi.
“Di antaranya melalui program GNPIP, Rakor High Level Meeting TPID, Operasi Pasar dan sidak pasar secara berkala untuk memantau harga,” ujarnya.
Pemerintah Kota Mataram juga mempunyai program Pekarangan Pangan Lestari (P2L) sebagai upaya menanggulangi kenaikan harga komoditas sayuran dan cabai.
Melalui program ini dapat menekan ppermintaan sayuran dan cabai di pasar, sehingga inflasi volatile food dapat ditekan.
“Ini yang dilakukan Kota Mataram. Program Pangan Lestari dilaksanakan kelompok masyarakat secara bersama-sama dengan memanfaatkan lahan pekarangan,” jelasnya.
Selain itu, pemerintah kota Mataram bersama TPID mendorong peningkatan produksi komoditas pangan melalui penggunaan pupuk organik dan technology digital farming.
“Ada dua hal yang bisa dicapai. Pertama, dari sisi produksi itu akan lebih tinggi. Kemudian dari sisi biaya akan lebih rendah. Ini mendorong kesejahteraan petani, sehingga berkeinginan untuk terus melakukan penanaman pad,” ujar Berry.
Kepala Biro Perekonomian Provinsi Nusa Tenggara Barat, Wirajaya Kusuma dalam audensi tersebut juga memaparkan beberapa strategi pengendalian inflasi yang dilakukan pemerintah Kota Cirebon.
Salah satunya yaitu memantau intensif pasar-pasar yang menjadi sampel pencacahan untuk inflasi. Hal ini penting dilakukan agar ketersediaan stok, keterjangkauan harga dapat terjaga dan terkendali.
Audensi bersama TPID NTB ini menjadi rangkaian kegiatan studi banding ke NTB selama 3 hari, Minggu-Rabu (10-13/9). (Andriyana)
Discussion about this post