INDRAMAYU, (FC).- Pasangan suami istri (pasutri) jompo di Kabupaten Indramayu, Kasan (73) dan Juriyah (55) tinggal di rumah gubuk reot yang nyaris rubuh selama bertahun-tahun. Meraka tinggal bersama satu orang anaknya.
Potret kehidupan ini terjadi di jantung Kabupaten Indramayu yang hanya berjarak 1-2 kilometer dari Alun-alun Indramayu.
Tepatnya di belakang Masjid Al-Istiqomah di Jalan Talang Tembang Kelurahan Lemahabang, Kecamatan/Kabupaten Indramayu.
Butuh uluran tangan dari pemerintah guna masuk dalam program rutilahu.
Juriyah mengaku di gubug berukuran 6×6 meter itu, keluarga kecil mereka sudah tinggal selama 8 tahun lamanya.
“Tanah milik pribadi, sudah punya sertifikat,” ujarnya, Kamis (2/9).
Juriyah mengatakan, kondisi rumahnya memang sudah sangat memprihatinkan. Terlebih pada saat kondisi hujan, rumahnya sering kebanjiran.
Bahkan, bagian belakang rumahnya sudah roboh saat hujan disertai angin kencang yang melanda kawasan setempat beberapa waktu lalu.
Ruang kamar mandi atau mandi cuci kakus (MCK) rumahnya tidak memiliki atap dan tembok.
Termasuk bagian dapur, walau masih ada atap, namun kayu yang menjadi tiang penyangganya nyaris ambruk.
Kondisi memprihatinkan lainnya juga terlihat pada bagian dalam rumah yang berdinding bilik bambu tersebut.
Juriyah mengatakan, ia yang hanya buruh cuci dan suaminya yang hanya bekerja sebagai buruh serabutan.
Mereka tidak memiliki uang untuk merenovasi rumah, Penghasilan mereka hanya cukup untuk kebutuhan makan saja.
“Makan juga kadang kurang, sebulan saya paling cuma dapat Rp400 ribu,” pungkasnya. (Agus)