KAB. CIREBON, (FC).- Komisi III Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Cirebon mendesak lelang dini proyek infrastuktur dengan nilai besar untuk dipercepat di tahun ini. Karena yang selama ini hanya jadi janji.
Anggota Komisi III DPRD Kabupaten Cirebon Rudiana, menilai keterlambatan proyek bukan semata karena faktor teknis, melainkan lemahnya koordinasi dan rendahnya kemauan dari masing-masing Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) untuk bergerak cepat.
Ia juga menekankan bahwa percepatan pelaksanaan proyek sangat krusial, apalagi dengan dimajukannya pembahasan anggaran perubahan menjadi bulan Juli tahun ini. Infrastruktur, terutama jalan rusak yang merata di beberapa wilayah termasuk Cirebon Timur, disebut sebagai prioritas utama karena berdampak langsung pada aktivitas ekonomi warga.
“Kalau infrastruktur rusak terus, ekonomi juga ikut mandek. Semoga bulan Agustus, proyek-proyek prioritas mulai jalan,” tambah Rudiana, Senin (14/4/2025).
Ia menyebut ego sektoral sebagai biang utamanya.
“Setiap tahun kita dengar wacana lelang dini, tapi hasilnya nihil. Padahal, kalau proyek dilelang sejak Desember tahun sebelumnya, Januari atau Februari sudah bisa langsung dikerjakan,” ujarnya.
Rudiana menyayangkan sikap pasif sebagian satuan kerja perangkat daerah (SKPD) yang justru menjadi penghambat percepatan pembangunan. Ia mencontohkan, alasan klasik seperti belum ada Surat Keputusan (SK) Bupati sering dijadikan tameng untuk tidak mengajukan lelang lebih awal.
“Kalau belum ada SK, kejar saja Bupatinya. Jangan tunggu bola, karena masyarakat sudah menunggu hasil pembangunan,” tegasnya.
Sementara itu, Kepala Bagian Pengadaan Barang dan Jasa (Barjas) Setda Kabupaten Cirebon, Uus Sudrajat mengungkapkan, pihaknya siap mengeksekusi proses lelang dini kapan pun, asalkan dokumen dari SKPD sudah lengkap.
“Barjas ini hanya pelaksana lelang. Kami siap kapan pun. Tapi kalau SKPD-nya lambat mengajukan atau dokumennya belum siap, ya kami juga tidak bisa mulai,” ujarnya.
Seperti diketahui, keterlambatan proses lelang berdampak pada molornya pelaksanaan proyek fisik. Tak sedikit proyek bernilai besar baru dilelang pertengahan tahun dan selesai mendekati tutup anggaran.
Hal ini tak hanya berisiko mengganggu kualitas pekerjaan, tapi juga menyebabkan kegagalan serapan anggaran.
“Kondisi ini harus diakhiri. Lelang dini bukan sekadar wacana, tapi solusi konkret untuk percepatan pembangunan,” pungkas Rudiana. (Suhanan)
Discussion about this post