MAJALENGKA, (FC).– Kreativitas sangat dibutuhkan di tengah massa pandemi seperti sekarang ini. Terlebih jika kreativitas tersebut bisa produktif dan menghasilkan pendapatan untuk menunjang ekonomi keluarga.
Sehingga, walaupun situasi ekonomi cukup sulit karena adanya wabah covid 19, namun sebisa mungkin agar ekonomi keluarga harus tetap berjalan.
Devi Bernia (23), gadis asal Desa Heuleut, Kecamatan Kadipaten, Kabupaten Majalengka berupaya untuk terus kreatif mencari solusi untuk bangkit dari keterpurukan ekonomi setelah terkena PHK dari pekerjaannya di sebuah perusahaan di Bandung sejak beberapa bulan lalu akibat Covid-19.
Kurang lebih dua bulan lalu, Devi berupaya membuat buket bunga yang berasal dari beragam bunga kering yang banyak ditemukan di kebun dan sawah yang selama ini dianggap tidak berharga.
Bunga-bunga tersebut dirangkainya kemudian dijual di toko bunga kenalannya di Bandung.
Kini, dari pekerjaanya Devi telah memiliki penghasilan walaupun tidak sebesar gajinya semasa bekerja di sebuah perusahaan.
Pembuatan buket bunga menurut Devi, dilakukannya terilhami dari banyaknya buket bunga yang dijual di toko-toko bunga.
Dia teringat di sekeliling rumahnya di Desa Heuleut cukup banyak bunga kering di kebun, sawah dan pinggir sungai.
Pertama dia mencoba merangkai bunga-bunga yang biasa tumbuh di sawah yang bunganya berwarna putih, bulat sebesar kelereng ada juga yang berwarna ungu.
Kemudian dipadukan dengan ilalang dan bunga jagung yang juga kering. Setelah itu diikat menjadi buket bunga menggunakan plastik atau kertas koran layaknya untuk buket bunga. Hasilnya lumayan indah.
“Dari uji coba itu kemudian ditawarkan kepada sebuah toko bunga kenalannya di Bandung melalui WA, yang ternyata diminati,” ungkap Devi panggilan akrabnya, Senin, (26/10).
Setelah itu dia kemudian berupaya mengumpulkan bunga rumput yang biasa banyak di persawahan dan kebun ilalang, serta bunga jagung yang sudah mengering dan dibuang petani serta bunga rumput yang sudah mengering.
Satu buket bunga ukuran kecil dia jual seharga Rp35.000. Sedangkan ukuran lebih besar dia jual seharga Rp50.000. Dari penjualan bunga tersebut, kini dia memperoleh penghasilan antara Rp500.000 hingga Rp700.000.
Bunga hasil karyanya dia kirim ke Bandung dengan menggunakan dus agar tidak rusak tertumpuk atau terhimpit barang lain saat di perjalanan.
“Untuk membersihkan bunga-bunga sebelum dirangkai kadang dibantu orang tua, karena kan banyak daun yang sudah kering dan jatuh serta membersihkannya dari debu dan mencucinya serta mengeringkannya kembali sebelum dirangkai,” ungkap Devi.
Dia mengaku bersyukur karena kini buket bunga buatannya sudah mulai ada yang memesan dari daerah sendiri untuk acara pernikahan atau mereka yang akan merayakan ulang tahun teman atau pacar dan kerabat.
“Mudah-mudahan buket bunga buatan saya bisa diminati konsumen, sehingga saya bisa tetap mendapatkan penghasilan di tengah kondisi ekonomi yang seperti ini. Banyak orang yang di rumahnya bahkan terkena PHK seperti saya gara-gara Covid. Mudah-mudahan corona segera selesai,” harapnya. (Munadi)