KOTA CIREBON, (FC).- Pj Walikota Cirebon Agus Mulyadi menghadiri peluncuran sekaligus sosialisasi Al-Quran terjemahan Bahasa Cirebon yang diadakan di Kantor Perwakilan Bank Indonesia Cirebon.
Kegiatan ini merupakan hasil kerja sama antara Puslitbang Lektur, Khazanah Keagamaan Manajemen Organisasi Balitbang dan Diklat Kemenag RI, serta LP2M UIN Siber Syekh Nurjati Cirebon. Peluncuran ini juga menjadi bukti komitmen Kota Cirebon dalam mendukung pelestarian bahasa daerah melalui pendekatan dakwah berbasis kearifan lokal.
“Atas nama Pemerintah Kota Cirebon, kami mengucapkan selamat kepada seluruh pihak yang telah berkontribusi dalam penyusunan terjemahan Al-Quran berbahasa Cirebon. Kami sangat mengapresiasi upaya yang luar biasa ini,” ujar Pj Walikota Cirebon Agus Mulyadi, Rabu (30/10).
Ia menyampaikan ucapan selamat khusus kepada Kementerian Agama, LP2M UIN Siber Syekh Nurjati Cirebon, serta para tokoh agama dan budayawan yang telah turut serta dalam proses panjang sejak 2021 hingga kini.
Lebih lanjut, Pj Walikota Cirebon menekankan pentingnya terjemahan Al-Quran ini tidak hanya sebagai dakwah dengan pendekatan kultural, tetapi juga sebagai langkah nyata dalam konservasi bahasa Cirebon.
“Bahasa Cirebon sebagai bahasa daerah terbesar kedua di Jawa Barat setelah Sunda memiliki sekitar 6 juta penutur di berbagai wilayah, termasuk Kota dan Kabupaten Cirebon, Indramayu, Majalengka, Kuningan, dan Karawang. Jumlah ini merupakan potensi besar dalam menjaga warisan budaya dan identitas Cirebon,” katanya.
Peluncuran terjemahan ini juga memberikan pemahaman agama Islam yang lebih mendalam bagi masyarakat Cirebon, menggunakan bahasa yang mereka kenal sejak lahir.
Ia meyakini, terjemahan ini hadir sebagai media dakwah yang akurat sekaligus sebagai bentuk apresiasi terhadap identitas budaya lokal.
“Menjaga keanekaragaman budaya adalah juga menjaga bahasa daerah. Bahasa memiliki peran utama sebagai pilar identitas masyarakat sekaligus mempererat kebersamaan,” tuturnya.
Ketua Pelaksana Penerjemahan Al-Quran Bahasa Cirebon, Ahmad Yani menjelaskan, proses penerjemahan memakan waktu selama tiga tahun, mulai dari tahun 2021 hingga 2023.
“Kami merasa bangga atas hasil kolaborasi ini, dengan dukungan penuh dari Puslitbang Lektur, Khazanah Keagamaan Manajemen Organisasi Balitbang dan Diklat Kemenag RI,” ujarnya.
Ia menambahkan, tujuan utama terjemahan ini adalah membumikan nilai-nilai Al-Quran melalui pendekatan kultural.
“Bahasa Cirebon mencerminkan identitas dan karakter religius masyarakatnya. Ini juga merupakan langkah pelestarian terhadap bahasa yang terancam punah di tengah arus budaya global,” terangnya.
Saat ini, Al-Quran terjemahan Bahasa Cirebon telah dicetak sebanyak 300 eksemplar dan tersedia dalam bentuk aplikasi digital, yang mendukung 10 bahasa daerah lainnya.
Ahmad Yani berharap, ke depan pemerintah daerah, terutama Kabupaten dan Kota Cirebon, dapat mendukung penggandaan Al-Quran ini agar manfaatnya dapat dirasakan lebih luas oleh masyarakat.
“Terjemahan Al-Quran dalam Bahasa Cirebon ini diharapkan dapat memperkuat dakwah Qur’aniyah sesuai kearifan lokal dan dapat digunakan dalam berbagai kegiatan baik formal maupun informal di Cirebon. Terjemahan ini tidak diperjualbelikan,” tutupnya. (Frans)
Discussion about this post