KAB. CIREBON, (FC).- Keputihan daerah di desa kertasari tepatnya di RT. 03 RW. 05 Desa Kertasari Kec. Weru Kab. Cirebon.
Menurut sesepuh Keputian, Sartina mengatakan dulu daerah ini namanya Kesucen setelah berjalan waktu lebih terkenal dengan nama keputian.
Entah apa penyebabnya karena kalau bahas sejarah sudah lama daerah keputihan tutup sejarah dikarenakan orang tua zaman dahulu sudah tidak menceritakan dan tidak mewariskan ke anak- anaknya, Ujarnya (4/9).
Menurut Sartina, Rumah di Keputian zaman dahulu orang itu tidak boleh menggunakan semen, tembok dari batu bata, atapnya harus menggunakan welik terbuat dari daun tebu dan tidak ada listrik.
Saya tau sekilas orang tua zaman dahulu begitu rendah hati dan menasehati anaknya jangan buat rumah mewah-mewah seperti orang lain hidup di Keputihan ya begitu rumahnya paparnya.
Sartina mengatakan sekarang mulai tergeserkan karena welik (atap) dan anyaman bambu (tembok rumah) begitu mahal sekitar kurang lebih tahun 2007 masyarakat mulai ganti menggunakan asbes untuk atap dan temboknya menggunakan Rg13 listrik baru masuk sini juga sekitar tahun 2003 an.
Bayangkan saja kalo sekarang masi menggunakan welik, satu welik sekarang harganya sepuluh ribu rupiah sampai lima belas ribu rupiah dan satu rumah membutuhkan 400-500 welik dan umur welik hanya sekitar satu tahun harus ganti tentu ini membutuhkan banyak biaya pungkasnya.
Menurut Ketua RT, Endang mengatakan pada awalnya sebelum berubah menjadi seperti sekarang masyarakat khawatir ketika mengganti renovasi rumahnya. karena sugesti turun menurun jika rumahnya atapnya gendeng akan terjadi mala petaka tapi setelah berjalannya waktu berubah karena perkembangan zaman.
Saya saja renovasi rumah pengen bagus nyaman itu ngobrol dulu sapa tetangga, sesepuh. intinya kalau di sini yang penting jaga etika kesopanan apa lagi saya bisa dibilang seorang pendatang ujarnya Menurut faris, seorang mahasiswa asli warga keputian. Adat – istiadat pasti ada pesan moralnya seperti di Keputihan walapun sudah tergeser minimal kita generasi muda menangkap pesan moralnya.
Seperti kita hidup sederhana dengan rasa syukur, tidak mewah-mewahan yang penting cukup Faris juga mengatakan sekarang masyarakat keputihan mata pencahariannya sekarang begitu beragam.
Seperti petani, membuat batu bata, khusus ibu-ibu membuat anyaman net volly/bulu tangkis dan anak muda ke anyaman rottan sintetis pungkasnya. (Aldi)
Discussion about this post