KAB. CIREBON, (FC).- Hujan deras yang menguyur wilayah Kabupaten Cirebon sejak Minggu (22/1) siang hingga Senin malam membuat beberapa sekolah di wilayah barat Kabupaten Cirebon terendam.
Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Cirebon, H Hilmi Rivai menyatakan, untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan, khususnya untuk keselamatan para siswa, pihaknya mengintruksikan kepada Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Cirebon untuk meliburkan sementara aktivitas kegiatan belajar mengajar (KBM) kepada sekolah yang terdampak.
“Untuk menghindari hal yang tidak diinginkan kaitan dengan keselamatan anak-anak, jadi diliburkan dulu khusus untuk sekolah yang terdampak secara lansgung kena banjir,” kata Sekda Hilmi kepada wartawan, Selasa (24/1).
Menurutnya, karena penanganan banjir itu bukan sifat yang biasa, akan tetapi emergencial terkait dengan prespektif kesehatan dan lainnya, maka menjadi rujukan keamanan untuk anak-anak harus diperhatikan, termasuk infrastruktur nya.
“Dikhawatirkan karena debit air yang besar dan merendam terlalu lama mengakibatkan rusaknya bangunan, maka saya menugaskan teman-teman dari PUTR yang menangani terkait infrastruktur untuk segera turun untuk mengecek apakah masih layak ataukah harus dilakukan revitalisasi,” kata Hilmi.
Masih menurut dia, diduga banjir yang kerap menimpa wilayah barat Kabupaten Cirebon itu disebabkan oleh sedimentasi, pihaknya juga mengharapkan baik PUTR maupun BPBD untuk segera berkoordinasi dengan pihak terkait dalam hal ini BBWS.
“Semoga Kalak BPBD sudah koordinasi, ketika pengerukan belum tuntas mungkin ini penyebabnya, maka PUTR maupun BPBD segera koordinasikan ulang dengan BBWS,” pungkasnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Cirebon, Ronianto menyatakan, pihaknya sudah turun ke lokasi. Ada empat sekolah yang terdampak banjir secara langsung.
Sesuai instruksi Sekda Kabupaten Cirebon, pihaknya meliburkan sementara aktivitas KBM di empat sekolah dasar tersebut.
“Sekolah diliburkan, ada 3 sekolah dasar. Pertama SDN 1-2 Gegesik Wetan, SDN Bayalangu dan SDN Gujeg,” kata Ronianto.
Saat ditanya sampai kapan siswa diliburkan? Roni menjelaskan, pihaknya tetap melihat situasi, seandainya besok sudah mulai surut, maka lusa bisa kembali beraktivitas.
“Ketinggian air di SDN Bayalangu mencapai 30 centimeter, di dalam kelas sisanya paling 10 centimeter. Kalau Bayalangu sudah 2 hari. Mudah-mudahan sudah surut,” kata Roni.
Menurutnya, ada satu sekolah (SDN Wargabinangun,-red) meskipun terendam air, namun tidak diliburkan, karena KBM-nya dipindahkan ke balai desa dan musala terdekat.
“Jadi untuk sementara hanya 3 sekolah yang diliburkan,” pungkasnya. (Ghofar)