KAB. CIREBON, (FC),- Pusaka Sakinah, program yang telah berjalan selama 2 tahun, yang didalamnya terdapat kiat-kiat maupun penanganan masalah rumah tangga ternyata tak berjalan lancar di tahun 2020 ini, disebabkan tidak adanya anggaran untuk pelaksanaan kegiatan tersebut.
Program yang memiliki tujuan untuk mengurangi angka perceraian, khususnya di Kabupaten Cirebon ini memang belum bisa terlaksana dengan baik di tahun 2020 ini, yang tentunya disebabkan oleh berbagai hal.
Akan tetapi, permasalahan utamanya adalah dana anggaran yang cukup terbatas. Pada tahun sebelumnya saja 2019 untuk anggaran Pusaka Sakinah gelombang ke 2 saja kekurangan tapi berhasil ditutupi oleh dana swadaya masyarakat setempat.
Lalu di tahun kedua masa piloting project program yang hanya ada di KUA Kecamatan Sumber dari 20 tempat di Indonesia ini tidak dapat dilaksanakan sebagaimana mestinya, yang biasa dilakukan dengan mengundang 25 pasang calon pengantin atau 50 orang.
“Tahun ini anggaran tersendat dan juga, karena adanya pandemi Covid-19, pelaksanaan program Pusaka Sakinah tidak bisa terlaksana seperti sebelumnya. Selain, biaya jumlah massa dalam suatu kegiatan pun dibatasi,” ujar Abdullah, Senin (16/11).
Abdullah menambahkan, apabila pelaksanaan program ini sendiri memakan biaya sebesar 400 ribu per pasangannya. Sehingga, tidak mudah bagi KUA untuk menyelenggarakan secara independen untuk dana dari program pusaka sakinah.
Program yang merupakan gagasan Kementrian Agama RI ini diakui Penghulu Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Sumber, Abdullah Musonif, sebenarnya bagus dan cukup berpengaruh terutama dalam Bagian Pembinaan Perkawinan (Bimwin) pada sub BERKAH (Belajar Rahasia Nikah).
Yang tentunya, dapat menghasilkan calon-calon pengantin yang matang baik masalah perekonomian dan masalah relasi harmonis dan poin-poin ini masuk dalam sub BERKAH tadi.
Lalu, Abdullah pun menyampaikan dalam Pusaka sakinah juga terdapat cara penyelesaian masalah di dalam rumah tangga yang akan berlaku bagi pasangan yang telah menikah.
“Ada juga soal pembahasan masalah kesehatan, juga perkawinan anak yang memang terburu-buru menikah muda,” kata Abdullah kepada FC.
Maka dari itu besar harapan Abdullah agar disediakan anggaran untuk program yang menjadi piloting project Kemenag pusat ini. Meski, memang tak dapat dipungkiri sebagian besar dana dialirkan untuk masalah penanganan Covid-19. (Sarrah/Job/FC)