KOTA CIREBON, (FC).- Polemik pergantian Ketua DPRD Kota Cirebon, dari Affiati kepada Ruri Tri Lesmana, mendapatkan perhatian dari pengamat kebijakan publik, organisasi dan politik Kota Cirebon, Sutan Aji Nugraha.
Menurutnya, persoalan yang ada ditubuh Partai Gerindra, merupakan salah satu indikasi merebaknya sentralistik demokrasi dan tokoh-tokoh sentral partai politik (parpol), yang menentukan rol penting di setiap daerah. Baik secara sektor ideologi, organisasi dan politik.
Dikatakan tokoh muda ini, ideologis berubah menjadi biologis dan terdekat. AD/ART OPP bukan mengatur administrasi politik hari ini secara struktural.
“Ya, hanya sebagai kewajiban legalitas hukum negara. Sedangkan manipol (manifesto politik) representasi dari pemegang rol penting, biologis dan orang-orang sentral,” tuturnya kepada FC, Minggu (19/9).
Secara internal, lanjutnya, parpol tak bisa dipersalahkan karena kebijakan.
Namun bukan berarti sewenang-wenang dalam memberikan kebijakan tanpa mengindahkan dewan pimpinan lokal di daerah tersebut.
Ditegaskannya, hal ini bukan kultur, melainkan manajemen parpol yang mesti dikritisi, baik secara internal maupun eksternal.
Aji juga sampaikan, jika demokrasi tak bisa ditertibkan, maka tangan besi boleh digunakan oleh pemimpin.
“Dan hari ini, tangan besi pimpinan seringkali dijadikan alat atas nama demokrasi melalui Surat Keputusan (SK) diberbagai daerah, termasuk di Kota Cirebon,” ucapnya mengakhiri. (Agus)