KAB. CIREBON, (FC).- Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Kabupaten Cirebon menggelar Musyawarah Olahraga Kabupaten (Musorkab) ke-VII bertempat di Hotel Tower Cirebon, Minggu (28/5).
Forum musyawarah empat tahunan ini digelar untuk memilih Ketua Umum KONI. .
Hasil Musorkab, Sutardi Raharja terpilih menjadi Ketua Umum KONI Kabupaten Cirebon Masa Bakti 2023-2027.
Terdapat 3 kandidat yang maju mencalonkan Ketua Umum KONI yakni, Asdulah, Sutardi Raharja, dan Sandi Wiranata.
Musorkab kali ini diikuti peserta 39 cabor yang mendapatkan kertas suara dan melaksanakan hak pilihnya..
Hasil pemilihan, Sutardi Raharja meraih terbanyak yaitu 20 suara, Sandi Wiranata 14 suara, dan Asdulah 4 suara.
Ketua Umum KONI terpilih, Sutardi Raharja mengatakan, dirinya segera melakukan pembenahan dalam kepengurusan baru nanti.
“Yang jelas kita ingin pengurus KONI Kabupaten Cirebon ini handal dan siap bekerja, serta mengabdikan diri untuk KONI,” katanya
Sutardi siap mewujudkan visi misi kepemimpinan dan kepengurusan baru KONI Kabupaten Cirebon untuk empat tahun kedepan.
Sebelum pemilihan dilaksanakan, masing-masing kandidat Ketua KONI ini menyampaikan visi misinya dihadapan para peserta Musorkab
Visi misi yang disampaikan Sutardi dalam menyusun kerangka kerja menerapkan pola analisis SWAT (Strength, Weakness, Opportunities, Threats).
Penerapan analisis SWAT didasarkan pada kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman arau tantangan organisasi KONI Kabupaten Cirebon.
Menurut Tardi, dari sisi kekuatan, KONI Kabupaten Cirebon memiliki pengaruh strategis dalam pembinaan atlet berbagai cabang olahraga.
KONI Kabupaten Cirebon juga memiliki gedung atau kantor kesekratriatan yang representarif.
Selain itu, KONI Kabupaten Cirebon memiliki bantuan anggaran dari pemerintah daerah kabupaten Cirebon.
Kabupaten Cirebon memiliki berbagai venue yang dapat digunakan dari berbagai cabor.
Kabupaten Cirebon juga memiliki atlet-atlet yang telah meraih medali di tingkat propinsi, nasional maupun Internasional.
Sedangkan dari titik kelemahan, Sutardi mengatakan antara lain, atlet dan pelatih yang belum terinventarisir atau terdata.
Kemudian cabor-cabor belum memiliki kantor kesekretariatan yang tetap, sehingga seringkali terjadi perebutan atlet baik di internal cabor maupun daerah.
Titik kelemahan lain, KONI Kabupaten Kabupaten Cirebon hanya mengandalkan bantuan anggaran dari pemerintah daerah Kabupaten Cirebon.
Anggaran bantuan pemerintah daerah tersebut dinilai belum mencukupi untuk melakukan pembinaan atlet maupun honor pelatih.
Kelemahan berikutnya, venue yang dimiliki pemerintah kabupaten Cirebon masih sangat terbatas dan hanya untuk cabor tertentu.
Selain itu, kata Sutardi, atlet-atler yang meraih medali di tingkat propinsi maupun nasional kurang mendapat perhatian dan pembinaan.
“Kemudian pelatih-pelatih yang memiliki cabor masih sangat terbatas dan minim memiliki lisensi kepelatihan,” kata Sutardi.
Sedangkan faktor kelemahan dari eksternal antara lain, terdapat perusahaan-perusahaan yang memiliki dana CSR untuk pembinaan olahraga, namun belum memiliki kesadaran untuk kepentingan pembinaan atlet kabupaten Cirebon. (Andriyana)