KOTA CIREBON, (FC).- Sultan Sepuh Aloeda II Rahardjo Djali ditunjuk menjadi Tim Pokja RUU Pelestarian dan Perlindungan Adat Budaya Kerajaan Nusantara.
Total terdapat tujuh Anggota Tim Pokja dari kerajaan lainnya. Saat ini, RUU tersebut sedang digodok di DPR RI dan direncanakan disahkan di tahun ini.
Kuasa Hukum Sultan Sepuh Aloeda II, Elvis Kristian Suparna mengatakan, dengan menjadi tim Pokja RUU tersebut yang saat ini sedang digodok di DPR RI, maka negara sudah mengakui Sultan Sepuh Aloeda II sebagai Sultan Kasepuhan.
“Detail tentang RUU ini belum bisa diberitahukan, namun salah satunya adalah mengatur tentang sultan atau raja yang sah di tiap kesultanan dan kerajaan di Indonesia,” ujar Elvis, usai pertemuan kabinet Keraton Kasepuhan di Umah Kulon, komplek Keraton Kasepuhan, Selasa (20/2).
Ia menambahkan, Sultan Sepuh Aloeda II sendiri sering mengikuti kegiatan sebagai Sultan Kasepuhan.
“Bersama kabinet Keraton Kasepuhan sering mengikuti kegiatan, baik di dalam lingkungan keraton dan sekitarnya, hingga sampai ke tetangga kerajaan. Juga ke legislatif, kementerian, hingga luar negeri,” katanya.
Menurutnya, kegiatan-kegiatan yang telah dilakukan tersebut bukan sekedar dilakukan oleh Sultan Sepuh Aloeda II sendiri, namun pengakuan yang diberikan oleh pihak lain yang mengakui Sultan Rahardjo.
“Ada juga audiensi dengan Mabes Polri, menghadiri upacara adat ngaben bersama raja-raja Bali, serta acara bersama Menparekraf,” katanya. Selain itu, juga bertemu dengan para duta besar, antara lain bertemu dengan Dubes Venezuela serta Dubes Maroko.
Senada, Patih Sepuh Keraton Kasepuhan Pangeran Panji Jaya Prawirakusuma mengatakan, di internal Keraton Kasepuhan pun tak luput dari kegiatan yang dihadiri Sultan Rahardjo.
“Ada beberapa kegiatan adat, seperti tawasulan, apalagi ini kan jelang bulan puasa,” katanya. Patih Sepuh juga mengatakan, beberapa waktu lalu Sultan Rahardjo juga diundang oleh Presiden dalam rangka meningkatkan hubungan erat keraton dengan pemerintah pusat. “Saat itu ada lima kerajaan dan keraton yang diundang, di antaranya Keraton Kasepuhan,” katanya.
Sementara itu, Pengasuh Pondok Pesantren Gedongan Cirebon, KH Abdul Hayi Imam, yang turut hadir dalam pertemuan kabinet tersebut mengajak siapapun untuk merawat hati dengan keyakinan. “Mari kita merawat hati kita, Allah tidak tidur dan tidak mungkin salah alamat, rawat hati kita dengan keyakinan,” katanya. Ia pun mengajak siapapun untuk mengoptimalkan potensi energi insaniah dan ilahiyah secara positif.
“Kalau sudah negatif, nauzubillah min dzalik. Maka rawatlah hati kita secara positif,” katanya. (Agus)
Discussion about this post