KAB CIREBON, (FC).- Perusahaan konstruksi merupakan salah satu sektor bisnis yang sangat dinamis dan penuh tantangan.
Mereka terlibat dalam berbagai proyek konstruksi yang melibatkan berbagai aspek, mulai dari perencanaan, pengelolaan proyek, hingga penerapan teknologi terkini.
Dalam menghadapi lingkungan bisnis yang berubah cepat dan persaingan yang ketat, manajemen strategi dan pengelolaan Sumber Daya Manusia (SDM) menjadi kunci utama bagi kelangsungan hidup perusahaan konstruksi.
Sebanyak 6 Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Swadaya Gunung Jati, Cirebon melakukan studi observasi ke CV. Hans Trijaya.
Observasi ini dilakukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Manajemen Strategi yang dimulai pada tanggal 10 Oktober 2023.
Tim yang beranggotakan 6 mahasiswa ini diketuai oleh Indra Darnah dengan anggota Hary Siswanto, Reky Naldo, Dimas Dimas Faturrahman, Cristian Aditiya, Luis Iskandar.
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan oleh mahasiswa UGJ, CV Hans Putra Trijaya telah melaporkan Rehabilitasi Tanggul Sungai Widarasari Kecamatan Karangwareng ke Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (DPUPR) Kabupaten Cirebon.
Direktur CV Hans Putra Trijaya, Tri Andriansyah mengatakan bahwa rehabilitasi tanggul Sungai menjadi penting dalam upaya untuk mencegah terjadinya banjir.
Perusahaan sedari awal memang berkomitmen untuk menangani proyek berkelanjutan untuk menciptakan masa depan yang lebih baik.
“Rehabilitasi itu memang perlu dilakukan agar tidak menghambat masyarakat dalam berkegiatan sehingga tidak mengganggu aktivitas produktif mereka,” ungkap Tri.
Rehabilitasi Tanggul Sungai Widarasari merupakan proyeksi rehabilitasi yang telah selesai dlaksanakan oleh perusahaan konstruksi yang didirikan pada November 2022 di Prajawinangun Kulon, Kecamatan Kaliwedi, Kabupaten Cirebon tersebut.
Melalui kegiatan rehabilitasi ini, perusahaan mengupayakan hasil yang maksimal demi menjaga dan meningkatkan citra Perusahaan baik di mata klien dan Masyarakat.
Perusahaan memastikan proyek berjalan semestinya dan selesai tepat waktu dengan cara mendorong kedisiplinan pekerja dan memfasilitasi mereka dengan sarana dan prasarana yang memadai.
“Supaya pekerjaan dapat selesai dengan tepat waktu kan diperlukan kerjasama dari semuanya, mulai dari perizinan dari pihak terkait dan anggaran dari pemerintah (klien), maupun performa dari para pekerja, nah itu yang harus kami fasilitasi,” kata Tri.
Kendala yang biasa dihadapi perusahaan adalah ketersediaan tenaga manusia maupun bahan bangunan.
Strategi yang dilakukan perusahaan adalah memastikan izin atas setiap proyek yang sedang dikerjakannya agar tidak menghambat proses pengerjaan dan memastikan ketersediaan pekerja dan supplier bahan bangunan alternatif sebelum proyek dimulai.
Strategi ini berhasil diterapkan dengan baik, sehingga perusahaan dapat menyelesaikan proyeknya tepat waktu. (red/rls/FC)