MAJALENGKA, (FC).- Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disperdagin) Kabupaten Majalengka memastikan tidak ada antrean dalam penjualan gas melon di Kabupaten Majalengka.
Hal ini ditegaskan Kepala Disperdagin Kabupaten Majalengka, Iding Solehudin, Dia mengatakan, berdasarkan hasil pemantauan jajarannya di wilayah Kabupaten Majalengka tidak ada antrean pembelian gas melon di pangkalan maupun pengecer.
Saat ini, menurut dia, gas melon masih dijual secara bebas dan larangan penjualan di tingkat pengecer juga belum diterapkan di wilayah Kabupaten Majalengka.
“Belum diberlakukan, dan sekarang masih dijual bebas,” kata Iding Solehudin kepada wartawan, Kamis (6/2/2025).
Pihaknya mengakui, bakal membahas lebih lanjut mengenai mekanisme penjualan gas melon bersama Himpunan Wiraswasta Nasional (Hiswana) Minyak dan Gas (Migas).
Termasuk pergeseran penjualan dari tingkat pengecer ke pangkalan sebagai upaya untuk menertibkan harga eceran tertinggi (HET) sesuai yang ditetapkan pemerintah.
“Makanya, kami akan berkoordinasi dengan Hiswana Migas untuk membahas aturannya seperti apa, dan bagaimana implementasi di lapangannya,” ujar Iding Solehudin.
Namun, Presiden Prabowo Subianto tampaknya menginstruksikan agar pengecer gas melon bisa berjualan kembali sambil menyelaraskan aturan terkait penertiban penjualannya.
Sebagai mana publik ketua bahwa beberapa waktu lalu, Wakil Ketua DPR RI, Sufmi Dasco Ahmad, mengatakan Presiden Prabowo menginstruksikan agar pengecer boleh berjualan gas melon seperti biasa sambil akan diproses menjadi sub pangkalan.
“DPR RI sudah berkomunikasi dengan Presiden sejak semalam. Dan bahwa kemudian ada keinginan dari Kementerian ESDM untuk menertibkan harga di pengecer supaya tidak mahal di masyarakat,” ujar Dasco di Gedung DPR, Senayan, belum lama ini.
Terpisah, Taryan seorang pengecer gas melon 3 kg di wilayah Kecamatan Ligung, mengatakan saat ini memang sedikit agak kesulitan membeli gas 3 kg di agen agen tersebut, mengingat kebutuhan akan gas melin 3 kg tersebut saat ini meningkat.
Hal ini nampak setiap gas 3 kg turun dari mobil langsung diserbu para pengecer, jadi siapa yang lebih dulu datang maka merekalah yang mendapatkannya.
“Saat ini kami selaku pengecer cukup kesulitan untuk membeli gas 3 kg di agen atau distributor, hal ini karena siapa cepat maka dia dapat. Sementara saya jarak daei rumah ke agen agak jauh, maka sering tidak kebagian,” ujar Taryan.
Dikatakannya lagi, sekarang konsumen juga banyak yang langsung membeli ke agen, maka jatah ke pengecer ya berkurang.
“Seharusnya agen atau distributor jangan menerima konsumen langsung, biarlah konsumen membeli ke warung warung yang jadi pengecer, sehingga semua warung selaku pengecer kebagian sesuai yang dibutuhkan,” pungkas Taryan.
Lain lagi dengan Euis, ibu rumah tangga di Desa Wanasalam Kecamatan Ligung, dirinya tidak terlalu pusing dengan kelangkaan gas melon saat ini, karena dirumahnya punya tabung gas 4 buah. Jadi setiap saat punya stok yang cukup untuk kebutuhan di dapur.
“Kebetulan saya dirumah punya gas melon 3 kg sebanyak 4 buah, jadi stok selalu ada,” pungkas Euis singkat. (Munadi)
Discussion about this post