KOTA CIREBON, (FC).- Permintaan maaf disampaikan Walikota Cirebon Nashrudin Azis atas banjir yang terjadi pada Selasa (25/10), usai memberikan tanda penghargaan kepada ASN yang purna bakti. Azis pun mengaku telah mengintruksikan instansi terkait untuk melakukan pencegahan.
“Atas nama Pemkot Cirebon saya meminta maaf karena sudah tidak membuat nyaman masyarakat akibat banjir,” kata Azis kepada wartawan, Kamis (27/10).
Dia mengakui drainase dan sungai di Kota Cirebon tak mampu menampung tingginya volume air saat hujan. Terlebih hujan deras dengan intensitas yang cukup lama.
“Kenapa saya sebut genangan karena drainase dan air berfungsi hanya volume air tinggi jadi meluap ke jalan dan pemukiman,” ujar Azis.
Langkah pencegahan kata Azis, dengan mitigasi lokasi banjir. Kemudian dilakukan perbaikan yang sifatnya sementara. Sedangkan perbaikan menyeluruh menjadi rencana prioritas di tahun 2023.
“Sementara dulu untuk langkah pencegahan. Nanti menyeluruh tahun depan, masuk dalam program prioritas,” katanya.
Prioritas perbaikan, meliputi perbaikan drainase di lokasi yang rawan banjir. Seperti Jalan Cipto Mangunkusumo, terusan Pemuda dan Ciremai Raya. Sedangkan normalisasi akan menyeluruh di sungai yang melintas Kota Cirebon.
“Saya sudah perintahkan untuk segera lakukan pencegahan. Karena sudah masuk ke musim hujan,” ujarnya.
Dia mengakui, rencana program tahun 2020 dan 2021 terganggu akibat pandemi. Namun tahun 2023 program prioritas bisa terwujud di sisa masa jabatan yang tinggal 1 tahun.
Azis menyampaikan bahwa persoalan banjir bukan hanya tanggungjawab pemerintah melainkan masyarakat. Oleh sebab itu, dia meminta masyarakat berperan aktif menjaga lingkungan. Dengan tidak membuang sampah sembarangan, mendirikan di sepadan sungai.
Sebelumnya pada Selasa (25/10) hujan dengan intesitas tinggi disertai dengan angin kencang, menghantam wilayah Cirebon dan sekitarnya. Peristiwa ini terjadi pada siang hingga malam hari.
Akibatnya, sebagian wilayah Kota Cirebon termasuk jalanan protokol terendam banjir atau genangan air istilah yang digunakan oleh pemerintah setempat. Di beberapa titik bahkan mencapai kedalaman lebih dari 50 cm.
Sejumlah kendaraan, terutama roda dua (motor) yang nekad menerobos genangan air mengalami mogok. Kendaraan lainnya terpaksa berputar arah. Hal ini juga mengakibatkan kemacetan yang cukup parah. (Agus)
Discussion about this post