KOTA CIREBON, (FC).- Fraksi PDI Perjuangan DPRD Kota Cirebon menyatakan dukungan terhadap aksi unjuk rasa ratusan driver ojek online (ojol) yang berlangsung di depan Balai Kota Cirebon, Selasa (15/4/2025) kemarin.
Mereka menilai tuntutan para pengemudi ojol bersifat manusiawi dan prinsipil, terutama terkait desakan penurunan potongan aplikator dari 20 persen menjadi 10 persen.
Ketua Fraksi PDI Perjuangan, Imam Yahya menegaskan, pendapatan para driver ojol harus sepadan dengan risiko dan kerja keras mereka di lapangan.
“Mereka bekerja, sudah seharusnya penghasilan untuk mereka. Meskipun ada potongan untuk aplikator, tapi jangan sampai memberatkan, apalagi menggerus penghasilan harian mereka,” ujar Imam, Sabtu (19/4/2025).
Ia menyebut sistem bagi hasil saat ini tidak proporsional, mengingat tingginya risiko kerja para pengemudi di jalan. Imam juga menilai, Fraksi PDI Perjuangan solid mendukung perjuangan driver ojol. Mereka menilai tuntutan untuk menurunkan potongan menjadi 10 persen adalah bentuk pembelaan terhadap hak-hak pekerja informal.
“Kami apresiasi perjuangan driver ojol. Kami sepakat dengan tuntutan mereka dan akan ikut memperjuangkannya melalui jalur konstitusional,” kata Imam.
Sebagai tindak lanjut, Imam yang juga anggota Komisi I DPRD Kota Cirebon, berencana menginisiasi pertemuan lintas pihak, melibatkan aplikator, Dinas Perhubungan (Dishub), serta perwakilan driver ojol.
“Kami akan dorong agar segera diagendakan pertemuan. Semua pihak harus duduk bersama dan cari solusi terbaik,” lanjutnya.
Pihaknya juga membuka ruang bagi aplikator untuk memberikan penjelasan terkait kebijakan potongan 20 persen yang selama ini menuai kontroversi.
Sebelumnya, audiensi antara pengemudi ojol dan pihak aplikator Grab di Kota Cirebon yang digelar pada Kamis pagi, 17 April 2025, tidak menghasilkan keputusan final.
Pertemuan ini difasilitasi oleh Dishub Kota Cirebon dan dipimpin langsung oleh Kadishub Andi Armawan.
Audiensi ini dihadiri oleh perwakilan Aliansi Ojol Cirebon Bersatu dan pimpinan Grab Jawa Barat, serta sejumlah pejabat terkait, termasuk Kepala Dinas Perhubungan Kabupaten Cirebon, Sekretariat DPRD Kota Cirebon, Asisten Perekonomian dan Pembangunan Pemkot Cirebon, Kasat Intel Polres Cirebon Kota, dan Kepala Badan Kesbangpol Kota Cirebon.
Dalam pertemuan tersebut, driver ojol kembali menyuarakan beberapa tuntutan, di antaranya mengembalikan tarif Grab Bike Hemat dari Rp13.000 menjadi Rp3.000 dan menurunkan potongan bagi mitra Grab dari 20 persen menjadi 10 persen.
Para pengemudi ojol juga menyoroti program slot yang dinilai memberatkan mereka.
Koordinator Aliansi Ojol Cirebon Bersatu, Tryas Mohammad Purnawarman, menekankan bahwa mereka menginginkan keputusan segera.
“Saya ingin hari ini ada keputusan. Grab Bike Hemat berbayar Rp13.000, hapus. Selesai!” tegas Tryas.
Namun, perwakilan Grab Jawa Barat, Yessy, mengungkapkan bahwa dirinya tidak dapat mengambil keputusan secara langsung dan harus melakukan peninjauan lebih lanjut di pusat dengan mempertimbangkan seluruh ekosistem Grab, termasuk mitra kerja dan konsumen.
“Untuk keputusannya saya tidak bisa berikan, Pak. Khususnya untuk hari ini. Dan juga saya tidak bisa menjanjikan harapan kepada para pengemudi ojol di Cirebon,” kata Yessy.
Yessy juga menjelaskan bahwa tarif Rp3.000 untuk Grab Bike Hemat merupakan harga promosi yang sudah diketahui oleh mitra ojol sejak awal.
“Rp3.000 itu bukan untuk harga selamanya. Itu yang harusnya ditekankan. Mungkin bisa dilihat lagi di aplikasi, sudah jelas di situ,” ungkap Yessy. (Agus)
Discussion about this post