JAKARTA, (FC).- Setelah mengalami tekanan inflasi selama 8 bulan berturut-turut sejak Agustus 2023, BPS mencatat komoditas beras mengalami deflasi pada April 2024.
Plt. Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti mengatakan, deflasi beras terjadi seiring peningkatan produksi.
“Kita lihat dampaknya, tingkat inflasi beras terus menurun hingga mengalami deflasi pada bulan April 2024 sebesar 2,72 persen,” kata Amalia saat rilis Berita Resmi Statistik yang dikutip FC dari Chanel Youtube BPS Statistics pada Jumat (3/5).
Amalia menyebutkan, deflasi beras terjadi di 28 propinsi, 1 propinsi harga beras stabil, dan 9 propinsi lainnya masih mengalami inflasi beras
Selain itu terdapat komoditas yang memberikan andil deflasi, antara lain cabai merah, serta telur ayam ras dengan andil deflasi sebesar 0,06 persen.
“Jika dilihat secara historis sepanjang periode Januari 2021 hingga Maret 2024 komoditas cabai merah dan beras mengalami deflasi terdalam pada bulan April 2024,” ujar Amalia
Secara moon to moon (mtm), BPS mencatat pada April 2024 terjadi inflasi sebesar 0,25 persen atau terjadi peningkatan Indeks Harga Konsumen (IHK) dari 106,13 pada Maret 2024 menjadi 106,40 pada April 2024.
Meskipun terjadi deflasi pada kelompok makanan, minuman dan tembakau, beberapa komoditas pangan masih mengalami inflasi dan penyumbang inflasi bulan ini.
“Kalau kita lihat dari 10 komoditas yang memberikan andil inflasi tertinggi, 6 di antaranya adalah komoditas pangan,” jelasnya
Bawang merah adalah komoditas yang memberikan andil inflasi tertinggi selama periode Januari 2021 sampai April 2024.
Hal ini terjadi karena menurunnya suplay bawang merah di beberapa wilayah.
Sejalan dengan laporan BMKG, pada Maret 2024 terjadi curah hujan yang sangat tinggi di Jawa Tengah bagian Utara.
BPS mencatat peristiwa ini berdampak pada harga bawang merah di bulan April 2024.
“Kenaikan harga disebabkan karena terganggunya produksi di wilayah sentra karena banjir di sepanjang Pantura seperti Brebes, Cirebon, Kendal, Demak, Grobogan, Pati dan lain-lain,” ujar Amalia. (Andriyana)